Welcome to Indonesia_Various Cultures in Indonesia_Come and Prove!!!!!!

Translate

Materi Kls 8 Smt 2 KD 16.2

KD 16.2


Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan
Persajakan


Puisi merupakan salah satu karya sastra yang merupakan untaian kata-kata yang setiap katanya memiliki kandungan makna yang padat. Selain menarik isinya, puisi juga  menarik  apabila  dibacakan  dengan  cara  deklamasi. Perlu  kalian  ingat  bahwa menulis puisi bukanlah merupakan hal yang sulit jika kita memang berniat benar. Hal ini disebabkan  setiap  orang   memiliki  kemampuan  berbahasa  serta  memiliki  nuansa keindahan meskipun antara seorang dengan orang lain berbeda. Hal terpenting dalam penulisan puisi adalah memerhatikan  syarat-syarat puisi. Syarat-syarat puisi tersebut meliputi persajakan, perimaan, diksi, serta kebaitan.
Kata-kata yang dirangkai menjadi puisi memiliki kekuatan yang berbeda dengan bentuk penulisan naratif lainnya meskipun keduanya mengungkapkan topik yang sama. Kekuatan puisi, di antaranya, berada pada kekuatan persajakannya, di samping makna dan ketepatan pilihan kata.
Pada kesempatan kali ini kamu akan belajar mengenali, membandingkan, dan menemukan kekuatan persajakan pada puisi bebas. Untuk mewujudkannya, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menulis puisi bebas          dengan   memperhatikan    persajakan          adalah (1)              mengenali                             puisi,              (2) membandingkan  puisi,  (3)  menemukan  kekuatan  persajakan,  dan  (4)  mengerjakan latihan menulis puisi. Pada bagian akhir, kamu akan menjumpai kegiatan refleksi.

1. Mengenali Puisi
Bacalah puisi-puisi berikut dengan penuh pemahaman dan penghayatan! Menambah suasana pengap
Anak kurus mengangkat kerdus
Menghadapi hidup keras
Menyongsong
Tak peduli dalam cuaca panas
Menggapai angan tanpa batas


Kembalikan Indonesia Padaku
Taufiq Ismail

Kepada Kang Ilen
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
hari depan Indonesia adalah Pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya,

Desaku
D. Zawawi Imran

Di jembatan ini kedengar bisik sejarah
Aku tak tahu, siang ini manakah yang lebih berkobar mataharikah atau darahku
yang menderaskan makna air sungai sebelum tiba di gerbang muara?
Kembalikan Indonesia padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 watt,
Hari depan Indoenesia adalah Pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam lantaran berat badannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus mulut yang menganga, dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 watt, sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang sambil
main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam dan membawa seratus juta bola lampu 15 watt ke dasar lautan,
Kembalikan Indonesia padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa
Hari  depan  Indonesia  adalah  pulau  Jawa  yang  tenggelam  karena  seratus  juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan Indonesia Padaku
Paris, 1971

Puisi-puisi  tersebut  memiliki  pilihan  kata  yang  baik.  Kata  yang  dipilihnya mengandung banyak tafsir. Ditafsirkan secara sederhana pun bisa bermakna. Akan tetapi,  jika ditafsirkan secara lebih dalam akan lebih bermakna. Itulah contoh puisi dengan pilihan kata yang baik.

2. Membandingkan Puisi

Puisi berikut juga dikenal sebagai puisi yang sangat baik. Perhatikanlah dengan cermat! Di samping pilihan katanya yang baik, pada puisi ini terdapat persajakan atau pertautan bunyi antarbaris yang juga baik.

Rogojampi

Selamat datang, tamu dari kota!
Jangan terkejut menjabat tanganku kasar lantaran setiap hari mengolah zaman Nanti sore kuantar engkau ke kebun

Nikmatilah buah-buahan yang ranum bersama mimpiku Inilah sawahku, daunan kungkung sedang menghijau Kecebong dan lele mondar mandir
di sela semanggi dan batang padi

Di sini kupetik sejuta kasih sayang, dan kutaburkan ke mana bulan ’ngusapkan tangan
Seekor bangau hinggap di punggung kerbau
seakan mengajar kita dengan hakikat persahabatan
Kalau nanti hasil panen kuantar ke kota
yang kuminta padamu bukan tanda penghargaan

Namun setangkai bunga putih pengertian
Dari jembatan ini kulihat rahmat yang bermekaran keemasan di hamparan tanah sejarah
Kulecut betis sukmaku
Disambut gemuruh di ubun mega; Senyum hari depan yang huragu Rogojampi 1967

Buah Rindu
Amir Hamzah

Dikau sambur limbur pada senja Dikau alkamar purnama raya Asalkan kanda bergurau senda Dengan adinda tajuk mahkota.

Di tuan rama-rama melayang
Di dinda dendang sayang
Asalkan kanda selang-menyelang
Melihat adinda kekasih abang.

Ibu, seruku laksana pemburu Memikat perkutut di pohon ru Sepantun swara laguan rindu Menangisi kelana berhati mutu.

Kelana jauh duduk merantau Dibalik gunung dewata hijau Diseberang laut cermin silau Tanah Jawa mahkota pulau...

Buah kenanganku entah kemana Lalu mengembara kesini sana Haram berkata sepatah jua
Ia lalu meninggalkan beta.

Ibu, lihatlah anakmu muda belia Setiap waktu sepanjang masa Duduk termenung berhati duka Laksana Asmara kehilangan seroja.

Bunda waktu melahirkan beta
Pada subuh kembang cempaka

Adakah ibu menaruh sangka
Bahwa begini peminta anakda?

Wah kalau begini naga-naganya
Kayu basah dimakan api
Aduh kalau begini laku rupanya
Tentulah badan lakaslah fani.

3. Menemukan Kekuatan Persajakan Puisi

Selain pilihan kata, puisi yang baik juga menggunakan persajakan yang baik. Pertautan itu menjadikan puisi hidup dari segi rasa di samping menggerakkan jiwa dari segi  makna. Dalam sejarah perpuisian Indonesia tercatat bahwa persajakan menjadi faktor penting dalam puisi lama, misalnya pantun dan syair. Perhatikan persajakan pada puisi berikut. Inilah perkembangan “terakhir” pemanfaatan persajakan dalam puisi.