Welcome to Indonesia_Various Cultures in Indonesia_Come and Prove!!!!!!

Translate

Keterampilan Membaca


 

  

 

 

PEMBELAJARAN  MEMBACA 




Bahan Ajar Diklat Guru Bahasa Indonesia
Madrasah Tsanawiyah


Oleh
Dra. Supraptiningsih,M.Ed.

























KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2011




Daftar Isi





I.          Pendahuluan
A.        Latar Belakang   
B.        Tujuan       
C.       Ruang Lingkup    

II.        Teori Membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi

A.        Teori Membaca 
B.        Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca
1.    Faktor Intelegensia 
2.    Faktor Sikap 
3.    Faktor Perbedaan kelamin 
4.    Faktor Penguasaan Bahasa 
5.    Faktor Status Sosial-Ekonomi 
6.    Faktor Bahan Bacaan  
7.    Faktor Guru 
C.       Jenis-jenis membaca
1.  Membaca Dalam Hati
2. Membaca Cepat
         3.  Membaca Kritis 
         4.  Membaca Kreatif 

III.       Aplikasi Pengembangan Pembelajaran Membaca Bahasa Indonesia

A.        Model keterampilan membaca cepat 
B.        Model keterampilan membaca dengan SQ3R 
C.       Model keterampilan membaca Intensif dengan Teknik Scramble
D.       Model keterampilan membaca dengan teknik keterampilan proses      
     
IV.    Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Membaca di Sekolah Menengah Pertama  

B.        Evaluasi Membaca          
C.       Lembar Evaluasi               
D.       Peristilahan         
E.        Rangkuman        
Daftar Pustaka            





PEMBELAJARAN  MEMBACA 

Bahan Ajar Diklat Guru Bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah  
Oleh : Dra.Supraptiningsih,M.Ed

 


I.     Pendahuluan


A.       Latar Belakang


Berhasilnya suatu kegiatan  pendidikan sangat tergantung pada pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan dan komitmen para pelaksana utamanya  yaitu guru-guru. Bahan ajar pembelajaran keterampilan membaca tingkat lanjut ini disiapkan sebagai lanjutan dari bahan ajar keterampilan membaca tingkat dasar yang  digunakan oleh para instruktur di dalam melatih para peserta diklat tingkat lanjut. Bahan dan materi dapat disesuaikan bila dianggap kurang tepat atau bertentangan dengan norma, praktik budaya daerah yang melaksanakan.
           
Bahan ajar ini disajikan dalam beberapa bagian antara lain: teori membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran membaca dan macam-macam pem-belajaran membaca yang dapat digunakan oleh para peserta diklat.
           
Model pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar ini hanya sebagian dari model pembelajaran membaca yang ada. Untuk itu para peserta dituntut untuk me-nyesuaikan dengan model yang ada, memodifikasikan model, mencari model pem-belajaran yang lain sesuai dengan kurikulum yang berlaku, kebutuhan siswa, dan sarana/prasarana yang ada di sekolah.

B.       Tujuan 


Pada akhir kegiatan para peserta diharapkan dapat merencanakan, mengorgani-sasikan, melaksanakan, memantau, dan menilai kegiatan pembelajaran  membaca serta mempersiapkan bahan/materi dan peralatan yang diperlukan dalam proses pembe-lajaran keterampilan membaca dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dinamis serta penilaian pembelajaran membaca dan tindak lanjutnya.

C.       Ruang Lingkup


Bahan ajar ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyajikan Hakekat membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses membaca serta jenis-jenis atau model pembelajaran keterampilan membaca yang disesuaikan dengan kompetensi standar dan kompetensi Dasar minimal yang harus dicapai oleh satuan pendidikan SMP/MTs. Bagian pertama bahan ajar ini mengulas kembali sedikit tentang apa yang sudah ditulis (bahan ajar tingkat dasar), khususnya tentang hakikat pembelajaran keterampilan membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keterampilan membaca.  

Bagian dua menyajikan model pengembangan pembelajaran keterampilan membaca yang dilengkapi dengan media dan alat evaluasinya sesuai kurikulum yang sedang berlaku.

II.   Hakikat dan faktor-faktor yang mempengaruhi Membaca


A.           Hakikat Membaca
Membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Banyak ahli yang mempelajari masalah membaca secara akademis menyepakati bahwa apa yang disebut membaca itu adalah suatu proses yang sangat rumit dan unik pula sifatnya. Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi membaca dan pengajarannya.

Pendekatan yang selama ini diterapkan di dalam studi membaca untuk meng-hasilkan teori membaca pada dasarnya berkisar di sekitar  tiga macam pendekatan

B.       Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca

1.        Faktor Intelegensia

            Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan mental atau potensi belajar telah dibuktikan berpenagruh terhadap proses pemahaman dalam membaca hampir dalam setiap jenjang pendidikan. Intelegensia  mempunyai pengaruh yang substansial terhadap kemampuan memahami bacaan. Nalar umum yang biasanya diketengahkan dalam hubungan ini ialah membaca dikatakan sebagai proses pengolaham bacaan yang menerapkan seperangkat kemampuan mental untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang tuturan tertulis yang dibaca. Ketepatan pemahaman yang diperoleh banyak sekali ditentukan oleh kemampuan mental atau intelegensia membaca (Haris, etc, dalam I Gusti Ngurah Oka, 1983)
           
2.        Faktor Sikap

Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifatnya dalam mereaksi,sesuatu, oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Sikap pembaca mewarnai penafsiran dan penilaian terhadap hal-hal yang tersirat yang terdapat dalam bacaan.
Ada dugaan yang cukup kuat bahwa sikap dalam segala manifestasinya serta tautannya dengan faktor-faktor kepribadian yang lainnya lebih besar pengaruhnya terhadap proses membaca  dibandingkan dengan faktor-faktor dalam  yang lainnya. Sikap positif terhadap bacaan dan terhadap belajar membaca diperkirakan sama dengan motor  yang mampu menggerakkan jenis-jenis keterampilan mem baca bekerja secara lebih baik dan lebih akurat. Berdasarkan hal-al yang telah ditemukan tentang pengaruh sikap ini dan kecenderungan pandangan tentang pentingnya peranan sikap dalam membaca, pengajaran membaca diharapkan bukan saja mempertimbangkan faktor-faktor sikap, melainkan juga diharapkan membina sikap siswa dalam membaca.


3.        Faktor Perbedaan kelamin

Banyak peneliti yang mendapatkan  bahwa faktor perbedaan kelamin ada penga-ruhnya terhadap proses belajar membaca, misalnya Stroud dan Linquist (1942), Pauley (1951), Fabian (1955). Pengaruh tersebut hanya bekerja pada siswa muda usia saja, yaitu (1) siswa puteri lebih unggul dalam belajar membaca daripada  siswa putera pada saat mereka kelas ,II, dan III, dan  (2) di atas kelas tersebut perbedaan kelamin tersebut tidak merupakan faktor yang berpengaruh lagi. Mengapa terjadi gejala ini, sampai sekarang  belum ada penelitian yang berhasil menjawabnya dengan pasti.

4.        Faktor Penguasaan Bahasa

Penguasaan bahasa sebagai faktor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang menerapkan pendekatan konseptual dan pendekatan emperikal . Teori membaca sebagai proses  berpikir yang dirintis oleh Thorndike, dan teori lainnya pada dasarnya hampir semuanya menyepakati bahwa penguasaan bahasa siswa merupakan faktor yang menentukan sifatnya dalam proses membaca. Walaupun demikian, sementara sarjana penganut  pendekatan eksperimental masih belum merasa puas dengan pendekatan itu. Mereka lalu melaksanakan studi dan penelitian eksperimentatif untuk lebih meyakinkan dirinya akan besarnya pengaruh faktor penguasaan bahasa siswa. Faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam proses pemahaman bacaan antara lain: faktor struktur kalimat, dan kekomplekan kalimat yang menyangkut masalah transformasi kalimat.

Masalah penguasaan bahasa termasuk di dalamnya perbedaan ragam bahasa yang dikuasai siswa dengan bahasa yang dipakai dalam bacaan. Ragam bahasa atau dialek siswa yang berbeda dengan ragam bahasa yang dipakai dalam pengajaan membaca merupakan merupakan faktor penghambat bagi kelancaran dan keberhasilan dalam belajar membaca.

5.        Faktor Status  Sosial-Ekonomi

Kedudukan orang tua anak didik di tengah-tengah masyarakat, keadaan ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor yang tergolong sosial ekonomi. Penelitian menenunjukan bahwa kelompok siswa yang status sosial-ekonominya cukup baik menunjukkan kemmapuan membaca komprehensif yang lebih baik .

6.        Faktor Bahan Bacaan

Bahan bacaan sebagai faktor yang berpengaruh teradap proses pemahaman bacaaan telah banyak dibuktikan dengan penelitian eksperimental. Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya dikemukakan pula oleh Katz  (1955) bahwa makin spesifik sifat sugesti isi bacaan bertautan dengan kepribadian pembaca, makin kuat pengaruh sugesti itu. Eksperimen Ruddle (1965) mengemukakan bahwa bahan bacaan yang struktur kalimatnya sama dengan struktur kalimat bahasa lisan yang dikuasai  siswa jauh mudah dipahami daripada sebaliknya. Wilcox (1964)  menemukan bahwa siswa remaja lebih muda memahami bacaan yang dilengkapi  dengan skema atau table. Spache (1969) menemukan bahwa bahasa bacaan dari pengarang yang sudah punya nama lebih sudah dipahami oleh pembaca yang telah mengenal baik pengarangnya.

7.        Faktor Guru

Guru dianggap sebagai faktor yang paling menentukan sifatnya dalam  belajar membaca dan berpengaruh besar dalam perilaku membaca siswa, Perilaku  mengajar yang berpengaruh posistif antara lain adalah (1)  usaha memahami sudut pandangan siswa, (2) memvariasikan situasi yang memotivasi siswa belajar, (3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif kepada siswa, (4) menajamkan pema-haman siswa , dan (5) mencobakan gagasan –gagasan baru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.

Pengetahuan guru yang dapat dapat mempengaruhi antara lain meliputi (1) pengetahuan tentang penguasaan kosa kata, (2) pengetahuan tentang mekanisme membaca, (3) pengetahuan tentang selerah baca siswa, (4) pengetahuan tentang membaca kritis, dan pengetahuan tentang pemahaman literal dan interpretative.

Dalam pelaksanaan performasi membacanya yang baik disebabkan oleh guru yang baik kemampuannya dalam (1) memilih buku-buku  yang tepat tingkat kesulitannya, (2) mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok yang homogen, (3) merumuskan dengan jeljas hasil belajar membaca yang akan dicapai, (4) meng-observasi, mendiagnosis kesulitan  belajar siswa dalam membaca serta melaksanakan program remedial yang tepat, dan (5) menyusun program pengajaran membaca dengan mempertimbangkan kesalahan siswa dalam belajar membaca. Sebenarnya masih banyak lagi hasil penelitian yang mengemukakan peranan fakor guru ini, namun terlepas daripada itu secara umum dapat disimpulkan bahwa guru adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap siswa dalam belajar membaca, dalam arti kata ikut mewarnai proses pemahaman dalam membaca pada siswa itu.proses


C.          Jenis-jenis membaca        

1. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami kese-luruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.  Istilah  membaca dalam hati sering juga dihubungkan dengan istilah membaca pemahaman  serta membaca komprehensif karena tujuan membaca dalam hati itu, seperti telah diungkapkan di atas, adalah untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.

Bila ditinjau dari proses serta tujuan yang melatarinya,  membaca dalam hati dapat juga disebut membaca intensif. Pendapat itu muncul karena membaca intensif itu sendiri pada dasarnya adalah kegiatan membaca yang dilaksanakan secara cermat dan bertahap mulai dari aspek yang paling kecil sampai ke perolehan pemahaman pada keseluruhan wacana. Sama dengan membaca dalam hati, membaca intensif juga me-latari tujuan memahami paparan secara logis yang diungkapkan pengarang, memahami tujuan serta sikap pengarang sejalan dengan gagasan yang ditampilkannya.

Pada sisi lain, ragam membaca dalam hati juga berkaitan dengan kegiatan membaca sastra ,yakni bila tujuan membaca sastra  itu adalah memahami teks sastra yang dibaca secara menyeluruh dan mendalam. Selain itu, proses yang ditempuh dalam membaca dalam hati juga dapat diterapkan dalam kegiatan membaca sastra dengan latar tujuan pemahaman. 


2. Membaca  Cepat

Membaca cepat adalah ragam membaca yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis besar saja. Ragam membaca cepat atau Speed Reading ini nantinya akan berhubungan dengan teknik membaca secara skimming serta membaca scanning.       

Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekadar menyapu halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan  hasil yang efesien, untuk berbagai tujuan, seperti (1) mengenali topic bacaan), (2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini), (3) Untuk  mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya, (4) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari  hubungan  antarbagian bacaan itu, dan (5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.

Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain: jadi, langsung ke masalah yang dicari, seperti : Fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari scanning digunakan , antara lain untuk (1) mencari nomor telepon, (2) mencari kata dalam kamus, (3) mencari entri dalam indeks, (4) mencari  angka-angka statistic, (5) mencari acara siaran TV, dan (6) melihat daftar perjalanan. Dalam bentuk prosa scanning dilakukan untuk mencari topic tertentu dalam suatu bacaan, yaitu dengan mencari letak di bagian mana dari tulisan itu yang memuat informasi yang dibutuhkan.

3. Membaca Kritis

Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca  yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Ahmadslamet  (199: 40) mengemukakan bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yan lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat pula menemukan lebih lama apa yang dibacanya, dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu menurutnya, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.

Untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis ada empat macam persyaratan pokoknya, yakni (1) pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca, (2) sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa, (3) penerapan berbagai metode analisis yang logis , dan (4) tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.

4.        Membaca  Kreatif

Membaca kreatif atau Dictionary of Reading merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Dengan demikian dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu.

                  Banyak pakar yang berpendapat bahwa tingkatan tertingi dari kemampuan membaca seseorang adalah kemampuan membaca kreatif. Artinya seseorang pembaca yang baik  dalam penerapannya pembaca pada tingkat ini tidak sekedar berusaha menangkap makna dan maksimal  dari bahan bacaan yng dibacanya tetapi juga mampu menerapkan hasil bacaan untuk kepeningkatan-peningkatan kualitas kehidupannya. Nurhadi (1987 :13) mengemukakan bahwa membaca kreatif diambil dari pengertian tindak lanjut setelah seseorang melakukan kegiatan membacanya.

                  Seseorang dapat dikatakan seorang pembaca kreatif andaikan memenuhi kriteria sebagai berikut (1) kegiatan membaca tidak barhenti sampai saat menutup buku, (2) mampu menerapkan hasilnya untuk kepentingan hidup sehari-hari, (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai, (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa, (5) mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan, dan (6) mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca. Kalau membaca krtis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Sedangkan membaca merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan  yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang pernah didapat sebelumnya. Dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu. Selain itu kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.


III.  Aplikasi Pengembangan Model  Pembelajaran Membaca di MTs

A.       Model pembelajaran membaca cepat

Metode pembelajaran membaca cepat  ini tidak hanya berlaku untuk orang yang berkecimpung dalam pendidikan saja (yang bersekolah saja) , tetapi bagi yang tidak bersekolah pun sangat diperlukan, seperti ibu rumahtangga yang mencari nomor telepon dari buku telepon. Dengan membaca cepat kita akan memperoleh informasi dengan cepat pula dalam waktu singkat. Untuk itu sering tanpa disaari orang telah menggunakan teknik skimming walaupun secara tidak sadar dan terorganisasi, misalnya pada waktu seseorang membaca suatu buku atau bahan lain yang kurang relevan dengan kebutuhannya. Mereka melakukan lompatan-lompatan terutama pada bagian yang tidak menarik atau tidak ada hubungannya. Pengunjung perpustakaan atau toko buku umumnya tanpa disadari juga telah melakukan skimming untuk sekedar mengetahui apakah buku itu cocok untuk kebutuhannya.

Selain skimming, teknik membaca cepat lain ialah scanning. Scanning adalah suatu teknik membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainnya. Jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari scanning digunakan antara lain untuk

 (1) mencari nomor telepon dari buku telepon,
 (2) mencari kata dalam kamus atau ensiklopedia,
 (3) mencari entri pada indeks,
 (4) mencari angka-angka statistik,
 (5) mencari daftar acara di televisi,
 (6) mencari informasi cara pengobatan tradisional
 (7) mencari jadwal atau daftar perjalanan, dan sebagainya.


Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca skimming adalah sebagai berikut:

1)    Buat pertanyaan apa yang Anda cari atau perlukan dari buku tersebut.
2)    Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar (bila yang dibaca buku)
3)    Telusuri isi bacaan dengan kecepatan tinggi dan penuh perhatian
4)    Berhentilah jika merasa sudah menemukan apa yang dicari
5)    Bacalah dengan normal dan pahami dengan baik apa yang Anda cari itu

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:

1)    Lihatlah daftar isi dan kata pengantar secara sekilas
2)    Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku
3)    Baca pendahuluan secara singkat
4)    Cari dalam daftar isi bab-bab kemudian cari kalimat-kalimat yang penting
5)    Baca bagian simpulan (jika ada)
6)    Lihat secara sekilas daftar pustaka, daftar indeks,atau apendiks


Contoh kegiatan  Pembelajaran dengan teknik membaca cepat

Sebelum kegiatan dimulai lihat kompetensi yang akan dicapai, kemudian persiapkan  materi, metode, media dan evaluasi.

Materi

Materi yang dipilih adalah bahan bacaan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa serta ukur keterbacaannya. Bila sudah lengkapi  bacaan tersebut dengan perintah waktu  mulai membaca, waktu akhir membaca, dan waku yang diperlukan untuk membaca. Kemudian, susun pertanyaan bacaan untuk mengukur pemahaman isi.

Bacaan dan pertanyaan pemahaman isi
Waktu mulai baca :  jam ..... menit....detik.....






Sampah Organik
Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun. Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari sampah organik setiap harinya. Pembusukan sampah organik terjadi karena proses biokimia akibat penguraian materi organik sampah itu sendiri oleh mikroorganime (makhluk hidup yang sangat kecil) dengan dukungan faktor lain yang terdapat di lingkungan. Metoda pengolahan sampah organik yang paling tepat tentunya adalah melalui pembusukan yang dikendalikan, yang dikenal dengan pengomposan atau komposting.

Sampah Non-Organik

 

Sampah non-organik atau sampah kering atau sampah yang tidak mudah busuk adalah sampah yang tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng, dan logam. Sebagian sampah non-organik tidak dapat diuraikan oleh alam sama sekali, dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Mengolah sampah non-organik erat hubungannya dengan penghematan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat bahan-bahan tersebut dan pengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam pabrik.
Perbandingan lamanya sampah organik dan non-organik hancur dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Sampah
Lama Hancur
Kertas
Kulit Jeruk
Dus Karton
Filter Rokok
Kantong Plastik
Kulit Sepatu
Pakaian/Nylon
Plastik
Alumunium
Styrofoam
2-5 bulan
6 bulan
5 bulan
10-12 tahun
10-20 tahun
25-40 tahun
30-40 tahun
50-80 tahun
80-100 tahun
tidak hancur
Sumber : Sampah di Sekitar Kita (dg_saya@yahoo.com)

Waktu selesai baca :  jam ...... menit......detik
Waktu baca yang diperlukan : .........   detik

Metode            : Metode pembelajaran membaca skimming dan scanning
Media              : Stopwach, arloji, alat tulis
Evaluasi          :
1)    Bagikan lembar soal kepada siswa
2)    Hitung waktu baca yang diperlukan
3)    Beri skor pada jawaban siswa
4)    Hitung kecepatan membaca dengan cara menghitung jumlah kata yang terbaca setiap menit. Prosesnya yaitu :
KM =   Jumlah kata yang terdapat dalam bacaan
                  Jumlah waktu yang ditempuh (dalam hitungan per menit)

5)    Mengukur pemahaman isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung prosentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

PI  =  Skor jawaban yang benar  X 100 %
                                    Skor jawaban ideal


B.       Model Pembelajaran membaca SQ3R

Banyak cara atau metode  yang telah dikembangkan dalam keterampilan membaca dalam kurun waktu lima puluh tahun terakhir ini di antaranya metode SQ3R.  Metode ini merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Metode membaca  secara intensif dan relasional .  Metode membaca studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State Univercity,yaitu Prof. Francis.P. Robison tahun 1941. metode ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak digunakan. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R  mencakup lima langkah,yaitu ;

1. Survey (penelaahan Pendahuluan)

Sebelum kita membaca sebuah buku biasanya orang menyediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku, caranya dengan membuka buku secara cepat dan keseluruhan yang tampak. Yang dimaksud dengan anatomi buku tersebut meliputi (1) bagian pendahuluan,yang meliputi halaman judul (judul, pengarang, penerbit, tempat terbit, tahun terbit dan sebagainya; daftar isi, halaman ucapan terima kasih, dafar tabel dan daftar gambar (jika ada), atau barangkali juga halaman yang berisi persetujuan dari yang berwewenang menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; (2) bagian isi buku, yang menggambarkan urutan dan tata penyajian isi buku; (3) bagian akhir buku yang berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan indeks.

2. Question  (bertanya)

Pada saat Anda menghadapi sebuah bacaan, ajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hal yang berkaitan dengan bacaan atau buku tersebut. Bila hal tersebut telah dilakukan maka Anda telah merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dngan bacaan dan pertanyaan-pertanyaan itu dapat menuntun kita memahami bacaan, dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki sehingga Anda bersikap aktif. Anda tidak hanya mengikuti saja pada apa yang dikatakan pengarang tetapi Anda dapat juga mengkritik dan mempertanyakan apa yang dikatakan pengarang sambil melihat buktinya.

3. Read  (baca)  

Setelah Anda melakukan langkah pertama dan kedua Anda dapat melakukan kegiatan membaca dengan tuntunan pertanyaan–pertanyaan yang telah dirumuskan,jadi tidak perlu kalimat demi kalimat. Perlambat cara membaca ada  bagian yang penting atau yang diangap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah dketahui sehingga kegiatan membaca Anda dapat lebih cepat dan efektif, tetapi pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan atau buku tersebut telah Anda telah didapat. Konsentrasi sangat diperlukan pada langkah ini.


4.Recite  (mengutarakan kembali) 

Buatlah catatan penting tentang bagian yang dianggap penting dengan kata-kata sendiri, baik berupa kutipan, simpulan,atau komentar Anda. Ulangi bila perlu karena catatan –catatan ini akan membantu Anda untuk mengingat apa yang telah dibaca agar tidak sampai terjadi begitu selesai membaca, hilang pula apa yang dibaca.

5. Review  (mengulang kembali ).

Setelah keempat langkah dilakukan tinjau kembali hal-hal pening yang telah Anda baca dan temukan kembali bagian-bagian penting yang perlu untuk diingat kembali. Pengulangan kembali ini akan membantu daya ingat Anda untuk memperjelas pemahaman terhadap bacaan, juga membantu kita  menemukan kita menemukan hal penting yang mungkin terlewat sebelumnya. Selain itu kita juga dapat menemukan pemahaman secara keseluruhan isi buku tersebut.

Contoh kegiatan  Pembelajaran dengan teknik SQR

1.Survei  ( penelaahan pendahuluan) 
Baca  buku dengan data sebagai `berikut    
Judul          : JAMU RAMUAN SURGA PLUS PIJAT REFLEKSI
Pengarang :   JARWO PRAMONO
Isi  Buku     :  3 Bab,  daftar isi
Halaman      : 120 halaman
Penerbit      : Resep Kita
Daftar isi     : ( Jangan dibaca dulu, kerjakan sesuai dengan prosedur SQ3R)

Bab  I              : JENIS-JENIS TANAMAN OBAT
-     105 jenis Tanaman Obat
Bab  II              : KUMPULAN RESEP OBAT TRADISIONAL
-     50 Resep  jamu
Bab  III             : TEKNIK PEMIJATAN ALTERNATIF
-     45 Gambar Teknik Pemijatan
Penerapan langkah-langkah SQ3R pada buku di atas !

(1) Langkah pertama : survei (jika data tidak ada kosongi saja)
      Apa judul buku itu ? ......
      Siapa Pengarangnya ? .....
      Siapa penerbitnya ? .......
      Kapan terbitnya  ? ........
      Cetakan ke berapa ? .....
      Berapa tebalnya ? .....   
      Perlukah buku itu anda beli ?......     
               
(2) Langkah Kedua :Question
 Buatlah pertanyaan pemandu seperti :
 Apakah jenis-jenis  tanaman obat memiliki bervariasi  ?......
 Ada berapa jenis  tanaman obat yang anda ketahui ? .....
Mengapa tanaman obat dijadikan alternatif bagi orang sakit? ...
Bisakah tanaman obat dibudidayakan ?....

(3) Langkah ketiga : Read
      Baca secara teliti buku itu ! Buatlah catatan bila perlu !
   .......................................................................

(4) Langkah keempat :Recite
( Tutup buku kalian) Ingatkah kalian apa yang dibahas dalam Bab II?
Apakah pertanyaan yang kalian susun pada langkah kedua terjawab semua ? Bagaimana  cara memilih obat yang sesuai?
............................................................................
 (5) Langkah kelima Review.
  Buka kembali Bab II . Adakah bahan yang tidak terekam dalam pertanyaan anda ? Bagian mana  yang penting ? Terapkan pengetahuan yang Anda peroleh dengan menanam tanaman obat!

C.        Model Pembelajaran membaca intensif dengan teknik scramble

Untuk melaksanakan pembelajaran membaca kritis, Anda dapat menerapkan teknik scramble wacana. Teknik scramble wacana berupa sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil yang diharapkan berupa susunan wacana logis dan bermakna.
Kegiatan pembelajaran membaca ini terdiri dari tiga langkah, yakni (1) kegiatan persiapan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan tindak lanjut.

(1)      Kegiatan Persiapan yang meliputi :
(a)  pemilihan bahan bacaan
(b)  pembuatan kartu kalimat
(c)  pembagian kelompok siswa
(d)  pengaturan posisi tempat duduk
(e)  perencanaan selanjutnya.

(2)      Kegiatan Inti yang meliputi:

(a)  Tiap kelompok mendapat perangkat kartu kalimat
(b)  Diskusi kelompok untuk mengurutkan waktu
(c)  Pembentukan pasangan kerja dalam kelompok kecil
(d)  Hasil kerja kelompok kecil disajikan dalam diskusi kelas
(e)  Guru sebagai moderator dalam pembahasan hasil kerja kelompok kecil
(f)   Pembahasan dan komentar atas hasil kerja kelompok
(g)  Pencapaian hasil susunan wacana yang dianggap paling logis dan bermakna
(h)  Pembacaan wacana asli oleh 1-2 orang siswa
(i)    Penceritaan kembali isi bacaan oleh 1-2 orang siswa


(3)      Kegiatan Tindak Lanjut yang meliputi:
Kegiatan bisa dipilih  dari salah satu kegiatan di bawah ini

(a)      Pemberian tugas serupa dengan wacana lain
(b)      Pencarian makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat
(c)      Penjawaban soal-soal tentang isi bacaan

Contoh wacana  (DISESUAIKAN )

Pesawat Hilang

PT NBA Klaim Pesawat Mendarat Darurat

          PT Nusantara Buana Air yang mengoperasikan pesawat Cassa 212 ini mengatakan bahwa pesawat Cassa 212 yang membawa 18 penumpang termasuk 4 awak pesawat hanya mendarat darurat disekitar Bukit Kapur di Bahorok, Langkat. Namun PT NBA belum bisa memastikan nasib para penumpang pesawat ini.

          Staf operasional PT NBA, Rahmansyah memastikan kalau pesawat hanya mendarat darurat di sekitar Bukit Kapur, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Sebelumnya dikatakan Rahmansyah, pesawat sempat berputar-putar untuk mencari posisi mendarat darurat.

          Meski begitu, Rahmansyah belum bisa memastikan bagaimana nasib para penumpang dan awak pesawat yang berjumlah delapan belas orang. Proses pen-carian oleh tim SAR dikabarkan sudah mendekati lokasi jatuhnya pesawat.

         Meski sudah mendapat penjelasan dari pihak PT NBA, para keluarga korban yang menunggu di posko di Bandara Polonia Medan tetap khawatir. Keluarga mengaku terus berharap penuh kecemasan.

         Basarnas, bersama tim evakuasi dari TNI Angkatan Udara Lanud Medan sedang menuju lokasi dengan dua jalur, yakni jalur darat dan pemantauan melalui helikopter.
(Edi Iriawan/Sup)
indosiar.com, Medan - (Jumat, 30.09.2011)



Evaluasi
Jawab pertanyaan di bawah ini secara singkat !
(1)      Apa nama pesawat yang jatuh ?
(2)      Kapan kecelakaan itu terjadi ?
(3)      Di mana pesawat itu jatuh?
(4)      Berapa korban cedera dan korban tewas?
(5)      Mengapa pesawat itu jatuh?
(6)      Bagaimana kondisi pesawat sebelum jatuh?
(7)      Siapa yang menolong mencari korban pesawat jatuh?
(8)      Bagaimana sikap keluarga korban?
(9)      Sebutkan jalur penerbangan pesawat tersebut!
(10)    Siapa yang harus bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut?


D.           Model Pembelajaran membaca dengan pendekatan keterampilan proses

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehanya. Kemampuan yang dilatihkan dalam pendekatan ini ialah kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan,dan mengekspre sikan diri ke dalam suatu karya.
Dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan keterampilan proses pembelajar dilatih untuk menerapkan keterampilan-ketrampilan membaca dengan bertolak pada suatu wacana. Misalnya, pembelajar diminta untuk mengidentifikasi kata-kata berimbuhan, kemudian mengklasifikasikan kata-kata tersebut berdasarkan imbuhannya. Selanjutnya pembelajar menerapkan kata berimbuhan tersebut dalam kalimat  dan mengkomunikasikan kepada kelompok atau kelas.

Contoh Wacana

BAGAIMANA MEMBUAT RINGKASAN DAN IKHTISAR

 Ringkasan

Ringkasan atau sering juga disebut dengan istilah ”precis” adalah bentuk singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih memperlihatkan sosok dasar dari aslinya. Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak meningalkan urutan-urutan  gagasan yang melandasinya. Kata precis’ itu sendiri mempunyai makna  ”memang-kas;” artinya, penyusun ringkasan hanya memangkas hal-hal  lebih kecil yang me-nyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan demikian, kerangka dasarnya masih tampak jelas. Bila Anda memangkas cabang-cabang sebuah pohon, sehinga tampak pokok-pohon beserta cabang-cabang utamanya, itulah membuat ringkasan.

Ikhtisar

Ikhtisar pada dasarnya sama dengan ringkasan. Dilihat dari tujuannya, keduanya bertujuan mengambil bentuk kecil dari sebuah karangan panjang. Hanya perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan-urutan gagasan yang membangun karangan itu.  Terserah kepada pembuat ikhtisar sendiri, untuk mengungkapkan ide dasar karangan itu. Ia bebas menyusun kalimat atau bahasa ikhtisar, sepanjang hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan inni bacaan yang baru dibacanya.
   Sumber : Ahmad slamet (1999: 76)

Metode            :Metode yang digunakan adalah observasi, inkuiri, dan diskoveri
Media              : Media yang dipakai wacana dan lembar evaluasi


Evaluasi          :
1)        Sebelum Anda membaca , amati judul, jumlah paragraf, nama atau kata kunci, dan sumber wacana . tuliskan hasil baca sekilas Anda di tempat yang tersedia.
a)        Judul wacana .............
b)        Jumlah paragraf..............
c)        Nama dan kata kunci........
d)        Sumber wacana ..............

2)        Baca secara cepat, kemudian rumuskan pertanyaan tentang isi wacana dengan kata tanya apa, untuk apa, mengapa, dan bagaimana?
a)        ....................................................................................
b)        ....................................................................................
c)        ....................................................................................
d)        ....................................................................................

3)        Baca dalam hati wacana di atas. Kemudian jawab pertanyaan berikut ini. Komunikasikan jawaban Anda dalam kelompok.
a)        Paragraf pertama mengungkapkan ...............................
b)        Paragraf kedua mengungkapkan ...............................

4)        Sebutkan dua perbedaan yang Anda temukan dari kedua paragraf di atas?
a)        ..........................................................................................
b)        ..........................................................................................
5)        Tuliskan isi ringkas wacana di atas dengan kalimat Anda !
6)        Tuliskan kata-kata yang mendapat imbuhan me-kan, di-kan, me-, pe-, ber- !

Me-kan
di-kan
Me-
Pe-
Ber-
1




2




3




4





7)        Buat kalimat dengan kata temuan Anda 1 ambil satu kata saja dari imbuhan yang ada!
8)        Pilih satu wacana yang menarik perhatian Anda. Kemudian buat ringkasan atau ikhtisarnya. Sampaikan hasilnya di kelas. Teman Anda boleh memberi penilaian berdasarkan tabel di bawah ini.





No

Nama

Vokal

Ekspresi

Gerak tubuh
Penguasan Materi
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10







IV.     Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Membaca di Sekolah MTs/SMP  

A.           Evaluasi Membaca            

            Evaluasi membaca dapat dilakukan lewat evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi hasil hanya merujuk pada hasil membaca siswa yang berupa respon atau jawaban-jawaban terhadap pertanyaan. Respon dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya respon itu dengan apa yang diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan bacaan. Adapun jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban itu dengan melakukan penskoran berdasarkan bobot soal. Soal benar-salah, misalnya, bobotnya tetu lebih rendah daripada soal uraian, dan seterusnya.
            Adapun penilaian terhadap proses dapat dilakukan dengan menggunakan mode instrumen yang dirancang guru. Berikut ini adalah model blangko penilaian membaca yang berusaha menyatukan evaluasi hasil dan evaluasi proses adalah sebagai berikut.

1.        Format Mencari Informasi dari Media Massa Cetak

            Para siswa dapat membaca buku, majalah, atau surat kabar yang memuat tulisan atau artikel mengenai masalah yang sedang dianalisis. Untuk memahami posisi tulisan atauartikel tersebut serta untuk memahami kebijakan apa yang ditawarkan untuk memecahkan maslah, tentu saja para siswa harus membacanya dengan seksama dan tidak cukup satu kali. Bawalah bahan-bahan yang diperoleh ke kelas. Beritahukanlah bahan-bahan tersebut kepada guru dan teman sekelas. Format di bawah ini dapat digunakan untuk membuat intisari informasi yang ditemukan dari sumber cetak tersebut.

Format Sumber informasi media massa cetak

Nama Siswa               :
Masalah                      :
Tanggal                       :
Nama penerbitan        :
Tanggal Penerbitan     :
Pokok Berita/ Artikel   :

1.    Bagaimana posisi berita/ artikel tersebut terhadap masalah yang dianalisis ?
......................................................................................................................
2.    Hal-hal penting apa saja yang ditulis dalam berita/ artikel tersebut yang berkenaan dengan masalah yang dianalisis?
......................................................................................................................
3.    Menurut sumber cetak di atas, kebijakan apakah yang saat ini dimiliki Pemerintah untuk menangani masalah tersebut ?
......................................................................................................................
Jika kebijakan itu ada, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
(2)      Apakah keuntungan dari kebijakan tersebut?
......................................................................................................................
(3)      Apakah kerugian dari kebijakan tersebut  ?
......................................................................................................................
(4)      Bagaimana perbaikan kebijakan tersebut ?
......................................................................................................................
(5)      Apakah kebiajakan tersebut perlu  diganti ? Mengapa ?
......................................................................................................................
(6)      Adakah silang pendapat di masyarakat berkenaan dengan kebijakan tersebut ?
......................................................................................................................

2.        Format Evaluasi Membaca

Nama siswa    :
Kelas               :
Tanggal           :

No
Indikator
Bobot
Skor
Nilai
Keterangan
1
Aktivitas Pembacaan
b.     keseriusan
c.     keterlibatan dalam diskusi
d.     memperhatikan detail




2
Pemahaman
a. pemahaman ide pokok
b. pemahaman ide penunjang
c. penyusunan simpulan
d. pemahman tema




3
Penilaian Isi
a. dapat membedakan fakta dan opini
b. dapat menemukan manfaat dan makna
c.  dapat menilai kelebihan dan kekurangan materi





Jumlah skor





Rata-rata





Penilai,




........................................

B.           Lembar Evaluasi   
           
Soal

Iihatlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada huruf (a), (b), (c), dan (d) !

  1. Sebelum membaca buku, Anda melihat-lihat judul, daftar isi,kata pengantar. Jenis membaca demikian disebut ....
a.    Membaca ekstensif
b.    Membaca intensif
c.    Membaca dalam hati
d.    Membaca pemahaman

  1. Membaca merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memahami makna simbol-simbol tertulis. Batasan ini sesuai untuk jenis ...
a.    membaca literal
b.    membaca kritis
c.    membaca kretaif
d.    membaca cepat

  1. Pemilihan bahan bacaan hendaknya memperhatikan faktor-faktor berikut ini, kecuali ....
a.    minat baca siswa
b.    konteks budaya
c.    teknik penyajiaan
d.    heterogenitas siswa

  1. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ....
a.    Pasif – reseptif
b.    Aktif - reseptif
c.    pasif – produktif
d.    aktif – produktif

  1. Berikut ini adalah unsur yang paling perlu diperhatkan dalam membaca cepat.
a.    kata demi kata
b.    satuan-satuan pikiran
c.    frase kalimat
d.    tanda-tanda baca

  1. Tujuan membaca ikut menentukan ....
a.    pemilihan bahan bacaan
b.    pemahaman bacaan
c.    proses membaca
d.    semuanya benar





  1. Jika Anda tidak dapat berkonsentrasi, cara mengatasinya ialah;
a.    Lakukan latihan-latihan mata dan ingatan dengan angka dan kata
b.    Mulai dengan membaca bahan-bahan yang mudah dan menarik
c.    Sebelum membaca, tetapkan dalam hati bahwa isi bacaan itu sangat berguna, dan jauhkan dari pikiran hal-hal yang mengganggu
d.    Kesemua cara di atas

  1. Berikut ini merupakan hambatan dalam membaca cepat, kecuali ....
a.    Regresi
b.    Fiksasi
c.    Gerakan kepala
d.    Vokalisasi

  1. Kemampuan meringkas atau menyimpulkan bacaan terdapat dalam ....
a.    membaca kritis
b.    membaca ekstensif
c.    membaca kreatif
d.    membaca dalam hati



  1. Mengulang untuk menenlusuri kembali judul, subjudul, dan bagian penting lainnya merupakan langkah ... dalam SQ3R..
a.    Kedua
b.    Ketiga
c.    Keempat
d.    Kelima

  1. Hal-hal berikut bisa dibaca scanning, kecali ....
a.    menemukan nomor telepon
b.    mencari judl buku di perpustakaan
c.    menemukan acara televisi
d.    melihat  jadwal perjalanan

  1. Manakah dari bidang ilmu berikut ini yang paling tepat sebagai modal membaca surat kabar atau majalah ?
a.    filsafat
b.    bidang- bidang umum
c.    ilmu-ilmu sosial
d.    ilmu-ilmu murni

  1. Teknik Scramble meruapakan salah satu teknik pembelajaran membaca ....
a.    SQ3R
b.    Kritis
c.    sekilas
d.    Ekstensif




  1. Baca paragraf beriktu ini.

        Makan merupakan kebutuhan manusia. Namu, bagaimana jika nafsu makan anak kurang ?Sebenarnya alam telah menyediakan jawabannya. Berbagai jenis sayur dapat meningkatkan nafsu makan anak dengan berbagai macam mekanisme. Tomat dan kubis kaya akan mineral yang bermanfaat untuk merangsang air liur, sehingga nafsu makan anak meningkat.
Ide pokok paragarf di atas adalah ....
a.      Tomat dan kubis bermanfaat merangsang air liur
b.      Alam menyediakan jawaban untuk mengatasi kuarng nafsu makan
c.      Makan merupakan kebutuhan manusia
d.      Cara meningkatkan nafsu makan anak

  1. Dalam kegiatan membaca, seseorang dituntut bersikap kreatif. Yang termasuk sikap kreatif dalam membaca antara lain ....
a.      kemampuan menemukan tujuan pengarang
b.      kemampuan membedakan fakta dan opini
c.      kemampuan membuat resensi dari buku yang baru dibaca
d.      kemampuan membuat kesimpulan

  1. Berikut ini  adalah termasuk bagian dari perangkat kemampuan membaca kritis.
a.Keterampilan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, atau di mana
b.Keterampilan memahami makna kata
c.Keterampilan menilai kebenaran isi bacaan
d.Keterampilan menyusun kerangka bacaan

  1.  Baca paragraf di bawah ini !
Jumlah nutrisi yang diperlukan tiap anak tidak sama. Banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain umur, tinggi, dan berat badan anak, serta aktivitas sehari-hari. Bila anak tidak mendapat nutrisi yang cukup, daya tahan tubuh anak menurun, sering sakit, pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan mentalnya tidak optimal.

              Bila diringkas, isi paragraf itu ialah ....
a.Jumlah nutrisi tiap anak tidak sama.
b.Faktor-fator yang mempengaruhi jumlah nutrisi tiap anak
c.   Dampak kekurangan nutrisi bagi anak
d.Keperluan nutrisi tiap anak dan dampak bila tidak tercukupi.

  1.  Berikut ini termasuk ke dalam tujuan membaca untuk memperoleh informasi faktual. Seseorang sedang membaca dengan tujuan ....
a.         memperoleh pengetahuan praktis tentang cara mencuci.
b.         Memperoleh keterangan tentang peristiwa hangat yang terjadi di Papua
c.         Mendapatkan makna kata tertentu dalam kamus
d.         Mengisi waktu luang

  1.   Pendidikan anak dalam keluarga adalah ...  yang sangat penting untuk seluruh pendidikan anak itu kemudian dengan sendirinya juga dalam mengembangkan kebudayaan nasional
a.         penting
b.         alat
c.         fondasi
d.         bahan

  1. Bahasa, sebagai bahasa manusiawi yang mempunyai otonomi diri tidak dapat dimanipulir masyarakat pemakainya. Bahkan mempunyai daya kreatif bagi manusia. Bahasa bisa membentuk, menciptakan kembali manusia, situasinya, dunianya, kebudayaannya. Bahkan dalam artitertentu mempunyai daya atau kuasa yangampuh untuk membentuk kebudayaan baru. Sebagai contoh negatif barangkali dapat disebut bahasa politis. Bahasa para politisi di meja perundingan bisa mengubah wilayah kebudayaan dari masa kedua politisi muncul menjadi medan perang kalau tidak tercapai kata sepakat.

Pikiran pokok dalam paragraf di atas ialah....
a.             Bahasa bisa menciptakan kembali manusia dan kebudayaannya.
b.             Bahasa bisa menimbulkan perang
c.                Bahasa mempunyai kekuatan sendiri yang tidak dapat dimanipulir masyarakat pemakainya
d.             Bahasa mempunyai kuasa yang ampuh.

Penskoran

Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.

Skor
                                                Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan =  --------------------------------------------  X 100 %
                                                Jumlah soal

Arti skor tingkat penguasaan yang Anda capai :
90  - 100          : baik sekali
80  - 89            : baik
70  - 79            : sedang
< 70                 : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % ke atas, maka dianggap berhasil dan bagus. Di lain pihak bila  penguasaan Anda masih di bawah 80 % maka harus mengulangi membaca dan menjawabnya lagi, terutama bagian yang belum Anda kuasai !
Jawaban :
1.    a                            11.  b
2.    a                            12.  b
3.    d                            13.  b
4.    c                            14.  c
5.    b                            15.  c
6.    d                            16.  c
7.    d                            17.  d
8.    b                            18.  b
9.    a                            19.  c
10.  d                            20.   c
C.          Peristilahan
         
Anatomi buku     : kerangka buku
Akurat                : tepat
Eksperimen        : percobaan
Empirikal            : berdasarkan pengalaman
Intensif               : sungguh-ssungguh dan mendalam
Komprehensif    : pemahaman yang mendalam
Konsentrasi        : memusatkan perhatian
Konteks              : situasi ,keadaan yang ada di sekeliling kita
Homogen           : sejenis
Literal                 : keterbacaan
Interpretatif         : Penafsiran
Observasi           : pengamatan
Literatur              : buku-buku
Referensi           : acuan
Scanning            : membaca memindai
Skimming           : membaca sekilas
Speed Reading : membaca cepat
Strategi               : teknik atau cara
Recite                 : mengutarakan kembali
Review               : mengulang kembali
Relevan              : sesuai



D.           Rangkuman

Uraian dan pengkajian tentang masalah membaca dan pembelajarannya sampai sekarang masih dianggap permasalahan yang menarik. Pada tahun 1060-an orang meramalkan bahwa dua puluhtahun kemudian, televise dan computer akan menggusur buku. Akan tetapi, ramalan itu ternyata tidak benar. Sampai hari ini dunia kita tetap dibanjiri barang cetakan, berupa: buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, leaflet (lepitan), surat memo, instruksi, iklan,dan sebagainya. Media itu lahir bersama-sama computer.

Di berbagai Negara-negara maju masalah membaca dan pengajarannya telah sering dipaparkan sebagai karya tulis dan sudah banyak dipublikasikan. Untuk memahaminya banyak guru yang mengalami kesulitan dalam hal bahasa dan juga mendapatkan atau memperolehnya. Kenyataan ini bukan saja membuat kita eamakin tertinggal dalam mengikuti perkembangan studi  membaca dan pengajarannya, juga menjadikan kita kurang kreatif dalam membina dan mengembangkan serta me-ningkatkan mutu pengajaran membaca yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat kini.

Selain itu proses pembelajaran mulai mengalami perubahan yaitu siswa  dan aktivitas belajarnya. Jadi proses pengajarannya tidak lagi didominasi oleh guru. Tugas guru di sini mulai bergeser seperti menjadi fasilitator, dinami sator, motivator, inovator, mobilisator, dan sebagainya

Proses pembelajaran juga mulai memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi, baik yang berasal dari dalam diri siswa sebagai pihak yang membaca dan yang belajar membaca juga faktor-faktor dari luar diri siswa dalam hubungannya dengan proses membaca dan belajar membaca.

Untuk membekali dirinya siswa diharapkan membekali dirinya dengan kemampuan membaca yang baik. Dalam pengertian yang paling umum, kemampuan membaca yang bercirikan (1) kemampuan memahami atau menangkap isi bacaan secara komrehensif, baik isinya yang tersurat maupun yang tersirat, (2) kemampuan menilai bacaan secara kritis dalam rangka menentukan kualitas intrinsik dari bacaan (bahasa, tata letak, keakuratan, dan kesahihan) di satu pihak , dan nilai, fungsi, dan kebermanfaatnnya bacaan itu di pihaklain, (3) ekmampuan memanfaatkan bacaan itu secara kreatif ntuk memecahkan masalah kehidupan yang sedang dihadapi, untuk memproyeksikan maslah kehidupan di masa-masa yang akan dating, dan ntuk menghasilkan hal-hal yang baru.




























DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas,2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar. Jakarta
Harjasujana, Ahkmad Slamet . 1999.  Membaca : Makalah disampaikan dalam diklat MMAS di PPPG Bahasa. Jakarta
Keraf, Gorys. 194.Komposisi.  Flores : Nusa Indah.
Ngurah Oka, I gusti. 1983. Pengantar Membaca dan pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurhadi. 2000.  Membaca cepat dan efektif.  Bandung : Sinar Baru dan YA 3 Malang
Soedarsono. 1991. Sistem Membaca Cepat dan Efektif.  Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efesien.   Bandung : Angkasa.
Tarigan,Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.  Bandung : Angkasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE.
Hafni, 1981. Pemilihan dan Pengembangan Bahan Pengajaran Membaca. Jakarta Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.