Welcome to Indonesia_Various Cultures in Indonesia_Come and Prove!!!!!!

Translate

Materi Kelas 8 Bhs Indonesia KD 8.2



MATERI

Kompetensi Dasar: 8.2 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama

Zaman dahulu, bermain drama tidak memerlukan naskah tertulis. Mereka menghafalkan dialog, jalan cerita, dan karakter tokohnya, misalnya ketoprak, ludruk, dan lenong. Siapa yang menulis naskah drama? Apa isi naskah drama? Bagaimana kaidah penulisannya? Pernahkah kalian menulis naskah drama? Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan drama berikut!
1. Sumber penulisan
a. Ide atau imajinasi,
b. Cerita-cerita legenda, cerpen, novel dan sebagainya, dan
c. Kejadian-kejadian/keadaan sosial masyarakat.

2. Bentuk naskah drama
Naskah drama berbentuk dialog-dialog tokoh (disertai petunjuk/teknis permainan).
3. Kaidah penulisan drama
Perhatikan contoh berikut!
Aman dan Amat            : Selamat pagi! (Lalu kedua nona itu duduk di tempat duduknya masingmasing. Sebentar kemudian bangkit lagi, lalu berkata kepada Aman)
Ningsih                                    : Saudara Aman, kalau Pak Tembak datang nanti, dan kami belum kembali, bilang saja kami pergi ke Pasar Baru sebentar.
Aman                           : (kaget) Lo! Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marahmarah karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masingmasing.( dikutip dari naskah drama “Tuan Amin” karya Amal Hamzah)

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan kaidah penulisan drama.
a. Kalimat dialog tidak menggunakan tanda petik (“…..”)
b. Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog

Contoh:
Aman dan Amat            : Selamat pagi ….
Ningsih                                    : Saudara Aman ….
Aman                           : (kaget) Lo! ….
Model lain penulisan ialah nama tokoh ditulis di atas dialog.

Aman dan Amat:
Selamat pagi ….

Ningsih:
Saudara Aman ….

c. Petunjuk teknis (keterangan) ditulis dengan huruf yang berbeda atau dengan huruf kapital. Petunjuk teknis ini boleh diletakkan pada awal, tengah, atau akhir dialog.

4. Langkah-langkah penulisan drama adalah
a. menentukan tema/topik,
b. menentukan isi cerita,
c. menentukan alur,
d. membuat kerangka,
e. mengembangkan kerangka, dan
f. melakukan evaluasi dan pembenahan.

Bacalah dan perhatikan contoh kutipan naskah drama berjudul “Tuan Amin” karya Amal Hamzah berikut ini!
Aman               : (Merengut) Ah, gadis-gadis ini, yang dapat susah saya juga. Si Tembak meradangradang sama saya juga.
Amat                : Saudara Aman, bodoh! Suruh saja si Tembak terus langsung. Masuk dalam ruangan yang sekecil ini kalau mau ngomong samayang lain mesti pakai pengacara.
Aman               : Itulah, makanya saya kesal di sini. Telah berpuluh-puluh kali saya bilang sama dia. Tuan Amin, kalau saya yang bilangin, pegawai itu toh tak ambil pusing.
Amat                 : Lantas apa jawabnya?
Aman               : Jawabannya begini, Saudara! Dalam tiap-tiap kantor, mesti ada organisasi. Kita
bekerja mesti ada aturan, kalau tidak, tentu tidak beres. Saya di sini sebagai kepala dan Saudara saya angkat jadi wakil kepala. Kalau ada apa-apa saya bilang sama Saudara, dan Saudaralah yang menyampaikannya pada pegawai rendah.
Amat                : (Tertawa mencemooh) Ha, ha ha…Saudara Aman, saya mengerti kalau sekiranya di ruangan ini ada enam ribu pegawainya. Tapi, untuk orang yang hanya delapan ekor
dengan dia sendiri, apa dia tidak bisa berbicara langsung? Dan lagi, berapa meterkah jarak dari mejanya sampai ke meja masing-masing kulitnya?
Aman               : Ah, Saudara, dia tidak mau ambil pusing! Dia bilang “Saya tidak bisa disamakan dengan pegawai biasa. Saya kepala” bilangnya.

Contoh Penulisan drama berdasarkan ilustrasi naskah prosa.
Anita ingin mengajak teman-temannya untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan. Rencana ini disampaikan setelah dia mendengar berita dari Fajar bahwa Tio anak kelas VIIB dan Bima anak VIIIC menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk yang menyebarkan virus demam berdarah menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi sampai sore hari mereka berada di sekolah. Ini berarti, di sekolah terdapat nyamuk penyebar virus demam berdarah, Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sampah kaleng yang berada di dekat sekolah dan air selokan yang menggenang di depan sekolah.

1. Kerangka naskah drama berdasarkan cerita
1) Anita ingin mengajak teman-temannya untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan.
2) Rencana ini disampaikan setelah ada anak yang terkena demam berdarah
3) Nyamuk yang menyebarkan virus demam berdarah menggigit pada siang hari
4) Sekolah bias menjadi penyebar virus demam berdarah, Aedes aegypti.
5) Penyebab demam berarah
6) Setting berada di taman sekolah

2. Pengembangan naskah drama dari cerita di atas adalah berikut.

Mari Bersihkan Lingkungan

Setting             : ruang OSIS
Pelaku              : Anita, Ratna, dan Fajar
(Saat itu pagi hari. Anita dan Ratna tengah membahas persoalan Tio dan Bima yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah.)
(Tiba-tiba Fajar masuk dengan terengah-engah.)
Anita                : Sudah berapa lama Tio dan Bima tidak masuk sekolah?
Ratna               : Tio sudah empat hari dan Bima tiga hari
Fajar                : An, gawat!
Anita                : Ada apa, Jar?
Fajar                : Tio dan Bima masuk rumah sakit,
Ratna               : Mereka sakit apa, Jar?
Fajar                : Mereka terkena demam berdarah.
Anita                : Wah, ini bahaya. Kita harus segera bertindak,
Ratna               : Apa maksudmu, An?”
Anta                 : Kita tahu bahwa virus demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegepty.
Nyamuk ini menggigit pada siang hari. Padahal dari pagi hingga siang hari Bima berada di sekolah. Kemungkinan besar, mereka digigit waktu di sekolah.
Fajar                : Ya, benar, An. Coba kita lihat, di samping sekolah kita adalah TPA(Tempat Pembuangan Sampah). Di sana banyak kaleng bekas yang mungkin ada airnya. Lalu, di depan sekolah kita, air di selokan selalu menggenang. Di tempat-tempat itulah Aedes aegypti berkembang biak. ( melihat ke luar )
Ratna               : Iya. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Anita                 : Kita akan bekerja bakti membersihkan lingkungan. Kita akan menguras bak mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas, menutup tempat air, membersihkan selokan, dan lain-lain.
Ratna               : Ya, ini salah satu cara mencegah agar teman-teman kita terhindar dari deman berdarah.
Anita                : Baiklah. Sekarang saya akan membicarakan rencana ini ke pembina OSIS . . . . .

Kaidah penulisan naskah drama:.
1. Penulisan dialog harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog.
2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk membatasi teks dialog dengan tokoh.
3. Petunjuk lakuan dituliskan dengan tanda kurung atau diletakkan sebagai paragraf tersendiri.
4. Penulisan perpindahan babak, adegan, atau setting drama ditulis tersendiri atau  tidakdigandeng dengan dialog tokoh.
5. Pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan di akhir kisah ada epilog sebagai penutup cerita

LATIHAN
Berdasarkan petunjuk penulisan naskah yang telah kalian pelajari, tulislah sebuah naskah drama untuk satu adegan saja lengkap dengan gambaran karakter pelaku, petunjuk penataan panggung, serta penanda ekspresi dialog!

1. Inti cerita :
................. ............................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
2. Gambaran setting panggung :
...............................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
3. Petunjuk ekspresi :
................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
...............................................................................................................
Daftar Pustaka:
Rumadi, A. 1991. Kumpulan Drama Remaja.Jakarta: PT. Grasindo.
Soemanto. 2001. Teori Drama: Jakarta: Balai Pustaka.

Materi Kelas 8 Bhs Indonesia KD 8.1



MATERI

Kompetensi Dasar: 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide.

Menulis Drama Satu Babak
Langkah-langkah menulis naskah drama satu babak:
1) Mengenali konflik dalam cerita
2) Mengenali kaidah naskah drama
3) Menulis kretif naskah drama satu babak
4) Mengomentari naskah drama yang disusun


1) Mengenali Konflik dalam Cerita yang Pernah Ditonton
Konflik dalam cerita berupa pertentangan antara dua kekuatan (dua tokoh) karena adanya dua keingian atau lebih yang bertentangan dan menguasai diri seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku.
Jenis konflik dalam cerita dapat berupa konflik dengan diri sendiri, konflik dengan orang lain, dan konflik dengan Tuhan/ kekuatan gaib, atau konflik dengan kekuatan alam. Alur dalam cerita harus mengandung salah satu atau beberapa jenis konflik tersebut untuk membangun ceritanya. Konflik-konflik tersebut diwujudkan dalam lakuan dan dialog.

Contoh 1: Siapa yang bertentangan? Orang tua dengan anak. Mengapa bertentangan? Orang tuanya ingin agar anaknya menjauhi pacarnya yang Berandal, tetapi anaknya ngotot mencintai pacarnya.

Contoh 2: Siapa yang bertentangan? Siswa SMP dan kelompoknya. Mengapa bertentangan? Salah seorang siswa dalam kelompok membocorkan rahasia kelompok, sedangkan anggota kelompok lain menginginkan kejujuran dan kekompakan

Contoh 3: Apa yang bertentangan? Nurani dengan nafsu dalam diri seseorang.
Mengapa bertentangan? Tokoh tahu bahwa agama melarang narkoba tapi dia ingin mencobanya.

2. Mengenali Kaidah Naskah Drama

A. Ada 2 teknik penulisan drama:
Model 1:
a. Nama tokoh diletakkan di tengah baris;
b. ucapan tokoh berupa kalimat langsung ditulis di bawah nama tokoh dimulai dari margin kiri;
c. penjelasan keadaan pentas dan lakuan tokoh dicetak miring diapit tandakurung.

Contoh:
(Daniar yang sedang membereskan buku-bukunya, sementara ibunya sedang menjahit baju.Malam sudah lewat jam sepuluh)

Daniar
Mama tahu kapan kira-kira perang dunia ketiga akan meletus?
Mama
Bagaimana mama tahu?
Daniar
Dan kira-kira apa penyebab langsungnya menurut mama? (Mama tidak menjawab)
Daniar
Apa mungkin ya Ma? Pertempuran dimulai dari desa kecil di ujung dunia sana?
Mama
Wah, mama mana tahu, Daniar? Yang mama tahu ya ukuran baju, model baju, dan alat menjahit.
Daniar
Ya, nanti kalau Daniar jadi ahli sejarah, pasti tahu! (Mama mendekati Daniar, membantu merapikan meja belajarnya)

Model 2:
a. nama tokoh diletakkan di bagian kiri baris;
b. ucapan tokoh yang berupa kalimat langsung ditulis setelah nama dipisahkan dengan titik dua;
c. penjelasan keadaan pentas dan lakuan tokoh dicetak miring diapit tanda kurung.

Contoh:
Mama   : Sekarang tidurlah. Kamu belajar terlalu keras. Kamu sehat kan?
Daniar  : Tentu Ma, Daniar harus belajar keras! Daniar ingin berhasil Ma, Daniara ingin jadi ilmuwan!
Mama   : Iya, mama tahu, tapi menjaga kesehatan juga penting, bukan? Nah, sekarang tidurlah!
Daniar  : Oke, Ma!
Mama   : Oh Iya... tadi Daniar ingin jadi ahli sejarah?
Daniar  : Iya, Ma! Apakah mama tidak setuju?
Mama   : Sudahlah, besok dibicarakan lagi. Sekarang tidurlah! (Melangkah ke pintu)

B. Drama disajikan berbentuk babak dan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan.
Adegan ditandai dengan pergantian pelaku dalam satu peristiwa (satu kali tutup layar dalam drama tradisional).

C. Dalam naskah drama terdapat pelaksanaan (narasi) yang menunjukkan latar, suasana, lakuan para tokoh dalam drama.

D. Dalam naskah drama dituliskan nama-nama pelaku yang berbicara di depan kalimatkalimat dialog.

3. Menulis Kreatif Naskah Drama
a.Tulis satu konflik/ pertentangan yang kamu sukai.
b. Lengkapilah konflik yang telah kamu tentukan menjadi sebuah rangkaian cerita. Berilah nama tokoh-tokoh yang ada dalam rangkaian ceritamu.
c. Ubahlah narasi menjadi dialog-dialog, susun menjadi naskah dramam sesuai dengan kaidah penulisana drama!

4. Mengomentari Naskah Drama yang Disusun
Komentar berdasarkan:
1) Keunikan konflik yang diiangkat dalam naskah drama.
2) Kelogisan penyelesaian konflik
3) Kesesuaian dialog dengan rangkaian peristiwa yang digambarkan
4) Kejelasan isi diaalog
5) Kejelasan narasi (penjelasan) sehingga mudah dipentaskan.

Materi Kelas 8 Bhs Indonesia KD 7.2



MATERI

Kompetensi Dasar: 7.2 MENYUSUN SINOPSIS NOVEL REMAJA

Kamu tentu sering membaca novel remaja, bahkan mungkin sering pula mendiskusikan novel itu dengan teman-temanmu. Membaca novel membutuhkan waktu yang relatif lama karena novel biasanya terdiri atas berlembar-lembar halaman. Salah satu cara paling cepat untuk dapat mengetahui isi sebuah novel adalah dengan membaca sinopsisnya. Memang sinopsis hanya mencantumkan garis besar cerita, tidak sampai pada rinciannya. Akan tetapi, dengan sinopsis kalian punya bekal cukup untuk ikut berdiskusi dengan teman-teman yang telah membaca novel yang sama. Dalam pembelajaran berikut, kalian akan belajar membuat sinopsis novel remaja sesuai dengan kaidah penulisan sinopsis.
Kemampuanmu membuat sinopsis sangat berguna untuk berbagai perlombaan atau untuk mengasah kemampuan menulismu.

A. Sinopsis novel
Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut. membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.
.
B. Untuk menyusun sinopsis kamu dapat melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut!
1. Bacalah novel!
2. Temukan hal-hal penting!
3. Siapa tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel tersebut?
4. Apa saja peristiwa yang dialami tokoh?
5. Bagaimana rentetan peristiwa yang dialami tokoh?
6. Apa tema yang mendasari cerita novel?
7. Pesan apa yang ingin disampaikan pengarang?

Perhatikan Sinopsis berikut

Sinopsis Novel Ayat-ayat Cinta

Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel 411 halaman yang ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia kelahiran 30 September 1976 yang bernama Habiburrahman El-Shirazy. Ia adalah seorang sarjana lulusan Mesir dan sekarang sudah kembali ke tanah air. Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel Islami kebanyakan yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel Islami, budaya dan juga novel cinta yang banyak disukai anak muda.
Dengan kata lain, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam, khususnya buat para kawula muda yang kelak akan menjadi penerus bangsa.Novel ini bercerita tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda latar belakang dan budaya; yang satu adalah mahasiswa Indonesia yang sedang studi Universitas Al-Azhar Mesir, dan yang satunya lagi adalah mahasiswi asal Jerman yang kebetulan juga sedang studi di Mesir.
Kisah percintaan ini berawal ketika mereka secara tak sengaja bertemu dalam sebuah perdebatan sengit dalam sebuah metro (sejenis trem). Mein Neim Ist Aisha Pada waktu itu, si pemuda yang bernama lengkap Fahri bin Abdullah Shiddiq, sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman Abdul Fattah, seorang Syaikh yang cukup tersohor di seantero Mesir. kepadanya Fahri belajar tentang qiraah Sab'ah (membaca Al-Qur'an dengan riwayat tujuh imam) dan ushul tafsir (ilmu tafsir paling pokok). Hal ini sudah biasa dilakukannya setiap dua kali seminggu, setiap hari Ahad/Minggu dan Rabu. Dia sama sekali tidak pernah melewatkannya walau suhu udara panas menyengat dan badai debu sekalipun. Karena baginya itu merupakan suatu kewajiban karena tidak semua orang bisa belajar pada Syaikh Utsman yang sangat selektif dalam memilih murid dan dia termasuk salah seorang yang beruntung.
Di dalam metro, Fahri tidak mendapatkan tempat untuk duduk, mau tidak mau dia harus berdiri sambil menunggu ada kursi yang kosong. Kemudian ia berkenalan dengan seorang pemuda mesir bernama Ashraf yang juga seorang Muslim. Merteka bewrcerita tentang banyak hal, termasuk tentang kebencian Ashraf kepada Amerika. Tak berapa lama kemudian, ada tiga orang bule yang berkewarganegaraan Amerika (dua perempuan dan satu laki-laki) naik ke dalam metro. Satu diantara dua perempuan itu adalah seorang nenek yang kelihatannya sudah sangat lelah. Biasanya orang Mesir akan memberikan tempat duduknya apabila ada wanita yang tidak mendapatkan tempat duduk, namun kali ini tidak.
Mungkin karena kebencian mereka yang teramat sangat kepada Amerika. Sampai pada suatu saat, ketika si nenek hendak duduk menggelosor di lantai, ada seorang perempuan bercadar putih bersih yang sebelumnya dipersilahkan Fahri untuk duduk di bangku kosong yang sebenarnya bisa didudukinya, memberikan kursinya untuk nenek tersebut dan meminta maaf atas pwerlakuan orang-orang Mesir lainnya. Disinilah awal perdebatan itu terjadi.
Orang-orang Mesir yang kebetulan mengerti bahasa Inggris merasa tersinggung dengan ucapan si gadis bercadar. Mereka mengeluarkan berbagai umpatan dan makian kepada sang gadis, dan ia pun hanya bisa menangis. Kemudian Fahri berusaha untuk meredakan perdebatan itu dengan menyuruh mereka membaca shalawat Nabi karena biasannya dengan shalawat Nabi, orang Mesir akan luluh kemarahannya dan ternyata berhasil. Lalu ia mencoba menjelaskan pada mereka bahwa yang dilakukan perempuan bercadar itu benar, dan umpatan-umpatan itu tidak layak untuk dilontarkan. Namun apa yang terjadi, orang-orang Mesir itu kembali mrah dan meminta Fahri untuk tidak ikut campur dan jangan sok alim karena juz Amma saja belumtentu ia hafal. Kemudian emosi mereka mereda ketika Ashraf yang juga ikut memaki perempuan bercadar itu, mengatakan bahwa Fahri adalah mahasiswa Al-Azhar dan hafal Al-Qur'an dan juga murid dari Syaikh Utsman yang terkenal itu. Lantas orang-orang Mesir itu meminta maaf pada fahri. Fahri kemudian menjelaskan bahwasanya mereka tidak seharusnya bertindak seperti itu karena ajaran Baginda Nabi tidak seperti itu. Lalu ia pun menjelaskan bagaimana seharusnya bersikap kepada tamu apalagi orang asing sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Mereka pun mengucapkan terima kasih pada fahri karena sudah megingatkan mereka. Sementara itu, si bule perempuan muda, Alicia, sedang mendengarkan penjelasan tentang apa yang terjadi dari si perempuan bercadar dengan bahasa Inggris yang fasih.Kemudian Alicia berterima kasih dan menyerahkan kartu namanya pada Fahri. Tak berapa lama kemudian metro berhenti dan perempuan bercadar itupun bersiap untuk turun. Sebelum turun ia mengucapkan terima kasih pada Fahri karena sudah menolongnya tadi. Akhirnya mereka pun berkenalan. Dan ternyata si gadis itu bukanlah orang Mesir melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Ia bernama Aisha.
Maria, Gadis Koptik yang Aneh
Di Mesir, Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi dan Misbah. Fahri sudah tujuh tahun hidup di Mesir. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi tempat tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lantai atas ditempati oleh sebuah keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka.
Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, dan dua orang anak mereka – Maria dan Yousef. Walau keyakinan dan aqidah mereka berbeda, namun antara keluarga Fahri (Fahri dkk) dan keluarga Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Di Mesir, bukanlah suatu keanehan apabila keluarga Kristen koptik dan keluarga Muslim dapat hidup berdampingan dengan damai dalam masyarakat. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria. Maria adalah seorang gadis Mesir yang manis dan baik budi pekertinya. Kendati demikian, Fahri menyebutnya sebagai gadis koptik yang aneh, karena walaupun Maria itu seorang non-muslim ia mampu menghafal dua surah yang ada dalam Al-Quran dengan baik yang belum tentu seorang Muslim mampu melakukannya. Ia hafal surat Al-Maidah dan surah Maryam. Fahri juga baru mengetahuinya ketika mereka secara tak sengaja bertemu di metro. Seluruh anggota keluarga Boutros sangat baik kepada Fahri dkk. Bahkan ketika Fahri jatuh sakit pun keluarga ini jugalah yang membantu membawa ke rumah sakit dan merawatnya selain keempat orang teman Fahri. Apalagi Maria, dia sangat memperhatikan kesehatan Fahri. Keluarga ini juga tidak segan-segan mengajak Fahri dkk untuk makan di restoran berbintang di tepi sungai Nil,kebanggaan kota Mesir, sebagai balasan atas kado yang mereka berikan. Pada waktu itu Madame Nahed berulang-tahun dan malam sebelumnya Fahri dkk memberikan kado untuknya hanya karena ingin menyenangkan hati beliau karena bagi Fahri menyenangkan hati orang lain adalah wajib hukumnya. Setelah makan malam, tuan dan nyonya Boutros ingin berdansa sejenak. Madame Nahed meminta Fahri untuk mengajak Maria berdansa karena Maria tidak pernah mau di ajak berdansa. Setelah tuan dan nyonya Boutros melangkah ke lantai dansa dan terhanyut dengan alunan musik yang syahdu, Maria pun memberanikan diri mengajak Fahri untuk berdansa, namun Fahri menolaknya dengan
alasan Maria bukan mahramnya kemudian menjelaskannya dengan lebih detail. Begitulah Fahri, ia selalu berusaha untuk menjunjung tinggi ajaran agama yang dianutnya dan selalu menerapkannya dalm kehidupan sehari-hari.
Si Muka Dingin Bahadur dan Noura yang Malang
Selain bertetangga dengan keluarga Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perangainya berbanding 180 derajat dengan keluarga Boutros. Kepala keluarga ini bernama Bahadur yang terkenal dengan julukan si Muka Dingin karena ia selalu berperangai kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur dan istrinya mempunyai tiga orang putri, Mona, Suzanna, dan Noura. Mona dan Suzanna berkulit hitam namun tidak halnya dengan Noura, dia berkulit putih dan berambut pirang. Hali inilah ang membuat Noura dimusuhi keluarganya yang pada akhirnya membuat dirinya tercebur kedalam penderitaan yang amat sangat. Bahadur mempunyai watak yang keras dan bicaranya sangat kasar, Nouralah yang selalu menjadi sasaran kemarahannya. Dan kedua orang saudaranya yang juga tidak menyukai Noura mengambil kesempatan ini untuk ikut-ikutan memaki dirinya. Sampai tibalah pada suatu malam yang tragis dimana Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan punggungnya penuh dengan luka cambukan.
Hal ini sudah sering terjadi, namun malam itu yang terparah. Tak ada satu orang pun yang berani menolong. Selain hari sudah larut, Bahadur juga dikenal amat kejam. Akhirnya, karena sudah tak tahan lagi melihat penderitaan Noura, Fahri pun meminta bantuan Maria melaui sms untuk menolong Noura. Awalnya Maria menolak karena tidak mau keluarganya terlibat dengan keluarga Bahadur. Namun setelah Fahri memohon agar Maria mau menolongnya demi kecintaan Maria terhadap Al-Masih, Maria akhirnya luluh juga. Jadilah malam itu Noura menginap di rumah keluarga Boutros. Malam ini jualah yang akhirnya menghantarkan Fahri ke dalam penderitaan yang amat sangat dan juga membuatnya hampir kehilangan kesempatan untuk hidup di dunia fana ini.

Latihan.

Berdasarkan sinopsis tersebut tentukan :
a. Pokok-pokok pikiran / ha-hl yang penting dari isi sinopsis
b. Kerangka sinopsis

Materi Kelas 8 Bhs Indonesia KD 7.1


MATERI

KD 7.1 MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK DRAMA

Unsur-Unsur Intrinsik Drama

Unsur-unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama diantaranya; alur. amanat, bahasa, dialog, latar, petunjuk teknis, tema. dan tokoh.
a. Alur adalah jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas 5 fase, yakni : 1. Perkenalan, 2. Awal masalah, 3. Menuju klimaks, 4. Klimaks, 5. Penyelesaian.

b Amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.Amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang digagas atau ditujunya. Amanat di dalam drama ada yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya pentonton yang profesional aja yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.

c. Bahasa, bahasa yang digunakan dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya sebagai sarana komunikasi.Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style). Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan kesehatian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budyaa, dan pendidikan.Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa

d. Dialog, dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
e. Latar, latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, bendabenda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.

f. Petunjuk Teknis, Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang ingin mementaskannya. Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar properti yang harus disiapkan.

g. Tema menurut WJS Poerwadarminta (185 : 1040) tema adalah pokok pikiran. Mursal Esten (1990) berpendapat tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran atau sesuatu yang menjadi persoalan. Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama.

h. Tokoh, Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak.
Ada perbedaan cara menganalisis unsur intrinsik drama dengan novel atau cerpen.
Dalam novel, latar dilukiskan secara verbal oleh pengarang; sedangkan dalam drama, Iatardivisualisasikan rnelalui dekorasi panggung dan diperkuat dengan efek-efek tertentu. Dalarn
prosa, karakterisasi sebagian dilakukan secara analitik oleh pengarang; sedangkan dalam drama, karakterisasi sepenuhnya dilakukan secara dramatik melalui akting pemain, kostum, muke up, dan visualisasi latar dalam dekorasi panggung. Dalam prosa, kejelasan unsur-unsur intrinsik ditentukan oleh kemampuan pengarang dalam menarasikan dan mendeskripsikan ceritanya; dalam drama tergantung kemampuan para pemain dan kru pendukungnya (penata panggung, penata rias wajah, piƱata busana, penata cahaya dan suara) dalam memahami, menerjemahkan, dan memvisualisasikan ide cerita pengarang seperti yang tertuang dalam skenario/naskah.

Tikus-Tikus Nakal

Ditulis oleh Dahlanforum
Suasana di depan sekolah pada suatu siang sepulang sekolah. Terlihat seorang anak sekolah bernama Deri membeli beberapa kantung kacang dari sebuah warung. Ia segera pulang ke rumahnya.
Suasana rumah Deri. Deri membuka sepatu dan kaus kakinya. Ia meletakkannya begitu saja di belakang pintu rumahnya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya. Ibunya melihat tindakan Deri.
Ibu : (marah) “Deri, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan, sudah ibu sediakan rak khusus untuk menyimpan sepatu.”
Deri : (menyeka keringat di keningnya) “Deri kan capek, Bu. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan ada Bi Surti.”
Ibu : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”
Deri : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”
Ibu : (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa me ngerjakannya sendiri.”
Deri : (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang ber serakan) “Aahh… Ibu.”
Deri segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Deri. Di kamar, terdapat sebuah tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Deri merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya. Lalu, ia menyalakan kipas angin.
Deri : (sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar) “Ahh… begini kan lebih enak….” Deri membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-kulit kacang ke bawah tempat tidurnya.
Suasana malam. Deri tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.
Ciiitttt… cit… cittt…. Deri ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus. Deri kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.
Deri : (mencoba mengusir tikus-tikus) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus) Beberapa tikus malah menghampiri Deri.
Deri : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Ibu, Ibu tolongin Deri!”
Ibu : (membuka pintu kamar Deri) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”
Deri : (wajahnya pucat) “Ibu, banyak si Jerry!”
Ibu : “Jerry, siapa itu Jerry?”
Deri : (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Deri banyak tikus kecil.”
Ibu : (kebingungan) “Di mana?”
Deri : “Itu di bawah tempat tidur Deri!
Deri takut. Deri tidak mau tidur di kamar Deri.”
Ibu : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”
Suasana pagi hari. Ibu masuk ke kamar
Deri. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Deri.
Ibu : (berteriak, mukanya cemberut)  “Derii…sini!”
Deri : (memakai seragam sekolah) “Ya ada apa, Bu?”
Ibu : “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu.”
Deri : (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”
Ibu : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan membuang sampah sembarangan lagi. Kan, sudah ibu sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk ke tempat sampah). Apa perlu Ibu membuatkan plang peringatan di sini?”
Deri : “Ibu bisa saja. Deri janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi.
Deri kapok sama si Jerry-Jerry nakal.”
Ibu : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan kamar mu.”
Deri : “Baik, Bu!”
Sejak saat itu, Deri selalu menjaga kebersihan kamar nya.

Naskah drama ini adalah hasil pengubahan dari cerpen “Tikus-Tikus Nakal”.

Sumber: Bobo, 22 Februari 2007

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengungkap unsur-unsur intrinsik cerita
drama "Tikus-Tikus Nakal".
1. Apakah tema cerita drama tersebut?
2. Siapakah nama-nama tokoh dalam drama tersebut?
3. Bagaimanakah karakter atau watak dari tokoh-tokoh tersebut? Sebutkan watak-watak yang dominan dan berilah bukti yang mendukung. Bukti dapat berupa ucapan atau tindak tanduk tokoh.
4. Deskripsikan dimensi sosial dan fisik dari masing-masing tokoh tersebut.
5. Bagaimanakah latar waktu dan tempat dalam cerita? Deskripsikan juga latar suasana batiniah, suasana sosial budaya, dan suasana alamiah.
6. Sebutkan amanat atau pesan moral yang hendak disampaikan melalui cerita drama di atas.

Materi Kelas 8 Bhs Indonesia KD 6.2


MATERI

KD 6.2 BERMAIN PERAN DENGAN CARA IMPROVISASI SESUAI DENGAN KERANGKA NASKAH YANG DITULIS SISWA

IMPROVISASI DALAM BERMAIN DRAMA

A. Pengertian

Pementasan drama dapat dimainkan berdasarkan teks atau tanpa teks dan cenderung spontanitas. Permainan drama dengan mengandalkan spontanitas disebut improvisasi. Pada permainan drama zaman dahulu, pementasan tidak berdasarkan pada naskah, namun hanya pada inti dan akhir cerita. Ketika seorang aktor bermain drama tanpa pegangan naskah (improvisasi), sutradara hanya memberikan cerita pokok atau garis besar, dan alur cerita selanjutnya aktor mengembangkan sendiri. Improvisasi berfungsi menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif dan inovatif setiap calon pemain, mengasah daya cipta,daya khayal dan keterampilan bermain calon aktor secara spontan di atas panggung, berdialog dengan wajar dan logis, menggunakan bahasa tubuh (gesture,akting, dan simbolisasi berbagai bentuk gerakan anggota tubuh) dengan wajar dan logis pula, kemampuan memecahkan masalah yang tak terduga di atas panggung, serta keterampilan memainkan berbagai peran, ruang dan waktu. Untuk itu sebagai dasar persiapan latihan, pemain dituntut untuk lebih dahulu mampu menghancurkan berbagai halangan, beban dan hambatan yang tidak perlu terus diikuti dan dipelihara dalam dirinya, seperti rasa minder, rasa takut, rasa malas, khawatir karena pikiran negatif, tidak bersemangat, dan lain sebagainya .Sebaliknya, pemain harus memiliki dan menjaga terus menerus pola berpikir yang positif pada segala hal.
Improvisasi adalah ciptaan spontan ketika seorang aktor bermain peran .Pendapat lain, improvisasi merupakan penciptaan seketika, tanpa persiapan atau rencana. Improvisasi juga diartikan sebagai aktivitas drama yang dihasilkan secara spontan melalui suatu situasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapatlah dirumuskan bahwa improvisasi merupakan suatu aktivitas drama yang dihasilkan secara spontan dengan menggalakkan daya imajinasi, kreativitas dan inovasi seorang aktor berdasarkan rangsangan yang diberikan oleh pasangan atau lawan bermain.
Improvisasi dalam pengertian saat ini merupakan latihan pengembangan dasar dari bentuk-bentuk pelatihan elemen dasar dalam drama (olah vokal, olah tubuh, olah pikir dan olah rasa serta teori-teori pemanggungan dasar) yang telah diperkenalkan lebih dahulu kepada para calon pemain

B. Jenis-jenis improvisasi

1. Improvisasi solo
Di dalam latihan improvisasi ini aktor tidak mempunyai naskah, tidak mempunyai sutradara. Ia benar-benar sendiri, bahkan si aktor tidak mempunyai persiapan apapun, satu-satunya yang ia miliki hanyalah persiapan mental. Karena ia berimprovisasi sendirian tanpa pasangan, maka disebut improvisasi solo.

2. Improvisasi dengan perabotan
Yang dimaksud dengan perabotan disini adalah benda apa saja yang jadikan alat atau perabotan disaat seorang aktor berlakon (berakting). Dalam permulaan berimprovisasi seorang aktor harus benar-benar tenang dan kosong, sehingga ketika seorang aktor berada di atas panggung ia dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di atas panggung sebagai wadah untuk berimprovisasi.

3. Improvisasi dengan pasangan
Tampaknya memang sulit menyatukan dua orang mempunyai “karangan” sendiri-sendiri bertemu dalam satu lakon dan berpasangan. Bagaimana dua karangan bisa bertemu begitu saja tanpa dirancang bersama terlebih dahulu. Hal ini bisa saja terjadi asalkan karangan tersebut bukan merupakan karangan yang sudah seratus persen siap. Masingmasing “karangan” harus sekedar berada pada tahap permulaan saja. Ketika kedua permulaan karangan tersebut bertemu barulah keduanya berkembang bersama menjadi satu karangan.

4. Improvisasi dengan rangka cerita
Dalam bahasa inggris rangka cerita disebut “plot”. Adapun yang dimaksud dengan rangka cerita ialah garis besar cerita atau inti cerita.
Ketika aktor ludruk, ketoprak, lenong atau kesenian tradisional lainnya hendak mementaskan suatu lakon, maka hal yang akan mereka lakukan pertama kali adalah berkumpul bersama kemudian menentukan lakon yang akan dipilih. Setelah memilih lakon langkah berikutnya yang dilakukan adalah menguraikan rangka cerita, cukup untuk sekedar mengetahui inti cerita terutama bagian awal dan akhir cerita yang akan dipentaskan lalu kemudian berbagi peran, setelah semua mendapatkan peran, para aktor mulai memikirkan apa yang akan dilakukan diatas pentas dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan lawan main.

5. Improvisasi dengan menanggapi bunyi dan musik
Kegunaan dari latihan improvisasi ini adalah untuk mempersiapkan agar akting seorang aktor di atas panggung tidak hanya jelas dan tepat, tetapi juga mengandung daya khayal yang mampu membuat penonton terpesona, dengan memanfaatkan irama musik yang mengiringi permainan sang aktor.
Dalam bermain peran, baik berdasarkan naskah, maupun tanpa naskah, pemain harus paham mengenai teknik akting. Hal-hal yang harus diperhatikan pemain, antara lain:
1. berperan sebagai tokoh dengan sungguh,
2. bisa bekerja sama dan kompak dalam permainan,
3. tidak menyimpang dari jalan cerita,
4. dialog dan pelafalan (intonasi dan artikulasi) jelas, dan
5. anggota badan yang digerakkan mencerminkan karakter tokoh.
Pada pementasan drama dengan improvisasi, hendaknya dipahami terlebih dahulu pokokpokok cerita dan akhir cerita.

Latihan

Bacalah dengan cermat teks drama berikut kemudian bagilah peran sesuai naskah kemudian perankan dengan improvisasi sesuai tuntutan isinya.
Dalam drama Malam Jahanam, terlihat unsur ketegangan dan unsur dadakan. Unsur ketegangan terjadi ketika Soleman mengaku kepada Mat Kontan bahwa dialah yang membunuh burung beo dan bahwa Mat Kontan Kecil adalah anak kandungnya.
Soleman           : Sayalah yang melakukannya!
Mat Kontan      : (berputar mengambil tempat ke dekat rumahnya) Jadi kenapa kau bunuh dia? Kau iri pada saya ya?
Soleman           : Ya, Saya iri!
Mat Kontan      : Memang benar tebakan saya tadi-tadi.
Soleman           : Ya! Saya iri pada semua yang kau punya. Pada uangmu. Pada binimu, pada anakmu, pada burungmu. Dan pada kesombongan kamu!
Mat Kontan      : Memang kau jahanam!
Soleman           : Memang saya jahanam. Tapi kau juga jahanam (dan membalikan badan kearah Paijah) kau juga jahanam. Dan burung itu juga jahanam! (lambat) Dan anak yangmenangis itu juga jahanam!
Mat Kontan      : Kenapa kau hina anak saya ha?
Soleman           : Ia bukan anakmu!

Daftar Pustaka
Rendra, WS. 1993. Seni Drama Untuk Remaja. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press
(http://ngobrolinteater.blogspot.com/2008/08/improvisasi.html 6/9/09).