KETERAMPILAN DAN PEMBELAJARAN MENULIS
BAHASA INDONESIA
Bahan Ajar Diklat Guru Bahasa Indonesia
MADRASAH STANAWIYAH
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Oktober 2011
DAFTAR ISI
Daftar
Isi
I. Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
II. Keterampilan Menulis
A. Pengertian Menulis
B. Karakteristik
keterampilan Menulis
C. Jenis-jenis Menulis
D. Tahap-tahap Menulis
E. Kendala atau Hambatan Dalam Menulis
F. Penerapan Pembelajaran Menulis
G. Evaluasi
H. Model Pembelajaran Menulis
I. Rangkuman
III. PENUTUP
Daftar Pustaka
Glasorium
A.
Latar Belakang
Saudara, apakah
yang Anda bayangkan ketika mendengar
kata menulis? Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seseorang
sebagai orang profisional karena menulis berkaitan erat dengan keterpelajaran seseorang. Mereka dituntut terampil menulis.
Terampil menulis tidak diperoleh secara serta-merta. Seseorang yang ingin
terampil menulis haruslah berlatih secara terus menerus dengan sistematis,
misalnya berlatih dari yang mudah ke yang sukar, secara produktif,
disiplin, terpimpin, dan terkontrol.
Makin banyak seseorang menulis, makin tinggi keterampilan dalam menulis
Dewasa ini, keterampilan menulis para
siswa MTs masih sangat memprihatikan. Tulisan/karangan mereka banyak yang kurang
sesuai dengan aturan penulisan. Baik
dari segi ejaan, tata tulis, maupun tata kalimat. Oleh sebab itu, pembelajaran
menulis, di sekolah (khususnya MTs) perlu mendapat perhatian.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan.
Standar
kopetensi pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan keterampilan berbahasa
dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Dengan
diberlakukannya standar kompetensi dan kompetensi dasar diharapkan; (1) peserta didik
dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan
minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan
dan hasil intelektual bangsa sendiri, (2) guru dapat memusatkan perhatian
kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai
kegiatan berbahasa dan sumber belajar, (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam
menentukan modul kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kemampuan peserta didiknya, (4) orang tua dan masyarakat dapat
secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di
sekolah, (5) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia,
(6) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
Berdasarkan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang sudah dicantumkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar tersebut sekolah sebaiknya menyusun KTSP yang merupakan kirukulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasingg-masing satuan
pendidikan.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan modul ini adalah
sebagai berikut.
1.
memantapan pemahaman guru tentang pengertian menulis, karakteristik menulis,
jenis-jenis tulisan, teknik-teknik menulis, langkah-langkah menulis, dan
kendala-kendala kendala di dalam menulis;
2.
meningkatkan kecakapan guru di dalam pengajaran menulis.
C.
Ruang Lingkup
Bersarkan
tujuan di atas, ruang lingkup pembahasan modul ini mencakup materi-materi
berikut: (1) pengertian menulis, (2) karakteristik menulis, (3) jenis-jenis
tulisan, (4) teknik-teknik menulis, (5)
langkah-langkah menulis, dan (6) kendala-kendala kendala di dalam menulis.
Materi-materi tersebut dikaitkan dengan kepentingan guru di dalam pengajaran
menulis di MTS.
II.
Keterampilan Menulis
A. Pengertian Menulis
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan
usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan
dan mengatur (Donn Byrne. 1988: 1). Sejalan dengan itu, menurut Lado (1964: 14)
menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti
orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari
ekspresi bahasa. Semi (1990: 8)
jugamengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan
pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.
Menurut Gere (1985: 4), menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan
pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti mendukung ide. Byrne (1988: 1), mengatakan bahwa menulis tidak
hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan,
tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan
yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, mungkin
hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan
berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk kesatuan yang masuk akal.
Crimmon (1984: 191), berpendapat bahwa menulis adalah kerja keras, tetapi juga
merupakan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri
mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan dapat mempelajari sesuatu
yang belum diketahui.
Lebih lanjut Rusyana(1984: 191), memberikan batasan bahwa kemampuan menulis
atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan
tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan menulis mencakup
berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan,
kemampuan menggunaka unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan
kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan
simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan
dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan
terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah
karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang digunakan dalam kegiatan
menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan
pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya
tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain hasil sebuah karangan
yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.
B. Karakteristik
Keterampilan Menulis
Setiap
guru menulis harus sudah memahami
karakteristik keterampilan menulis
karena sangat menentukan dalam ketepatan penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Sudah dapat dipastikan
tanpa memahami karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak
mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis
yang akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan menulis yang sangat
menonjol, yakni;
1. keterampilan
menulis merupakan kemampuan yang kompleks;
2.
keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;
3.
keterampilan
menulis bersifat mekanistik;
4.
penguasaan
keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap atau akumulatif.
Keterampilan
menulis menuntut kemampuan yang kompleks. Penulisan sebuah karangan yang
sederhana sekalipun menuntut kepada penulisnya kemampuan memahami apa yang
hendak ditulis dan bagaimana cara
menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi karangan dan persoalan
kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan.
Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memperhatikan kedua hal tersebut
di atas pasti akan mengalami ketidakberesan atau kegagalan.
Keterampilan
menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak berarti
pembahasan teori menulis ditabukan dalam pengajaran menulis. Pertimbangan antar
praktek dan teori sebaiknya lebih banyak praktek dari teori.
Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan
keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau praktik. Dengan
perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan kegiatan menulis semakin
terampil menulis yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan menulis seperti
ini menuntut pembelajaran menulis yang memungkinkan siswa banyak latihan,
praktek, atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis.
Di
samping harus bervariasi, menulis juga perlu sistematis, bertahap, dan
akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi kurang diawasi guru
membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan siswa. Mereka
tidak tahu apakah mereka sudah bekerja benar, atau mereka tidak tahu membuat
kesalahan yang berulang. Latihan mengarang terkendali disertai diskusi di mana
sangat diperlukan dalam memahami dan menguasai keterampilan menulis.
C.Jenis-jenis Tulisan
Secara umum, tulisan
terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi,
argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu per satu.
1. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan
yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran
yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha
memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan
interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan
eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi
merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah,
seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau
majalah.
Jika
hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat,
bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat
untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera
(1993: 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya
akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan
menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi,
penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya.
Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai
cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji
melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang,
mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan
pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada
umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian
pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk
karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang
lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan
diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh eksposisi
:
Masa remaja adalah saat yang penuh
kesenangan dan kegembiraan. Namun, masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya
jerawat. Suatu pertanda bahwa Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan
suatu hal yang Anda harapkan tidak begitu tampak. Cobalah Clearasil krem
pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan jerawat serta membantu menghindari timbulnya
jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari berjuta-juta pemakai Clearasil
di dunia dan tampilkan wajah Anda dengan
banggga !
2. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan.
Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘
melihat’ apa yang dilihatnya, dapat
‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya,
serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang
sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil
dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata
(Marahimin. 1993: 46)
Contoh deskripsi
Pasar Blaura merupakan pasar
perbelanjaan yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di bagian
terdepan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai satu terdapat toko pakaian yang lengkap
berderet-deret. Di sampaing kanan pasar terdapat stan-stan kecil penjual
perkakas dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian
belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan
makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di atasnya
( Adisampurno. 2003: 11)
3. Narasi (kisahan)
Narasi
atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian
peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu
ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau
pendengar tentang sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih
menekankan pada dimensi latar dan adanya
alur atau konflik.
Contoh.
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa.
Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa
waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah
di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung yang
terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan.
Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai
lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003: 47).
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan
yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi
pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data,
bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001: 45).
Contoh.
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal
ini terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di
kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga
semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan
berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003: 45).
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi
paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan
dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Contoh:
Generasi 1945 telah
berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan menegakkan kemerdekaan. Apa
yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk
generasi penerus.
Setiap generasi memikul
beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaik-baiknya. Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat sama
maknanya dengan memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh dilakukan oleh
generasi mana pun.
D.
Tahap-tahap Menulis
1. Memilih topik
Kegiatan yang
mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan menentukan topik. Hal ini untuk
menentukan apa yang akan dibahas dalam tulisan. Ada beberapa yang harus
dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu;
1)
topik
itu ada menfaatnya dan layak dibahas. Ada
manfaatnya mengandung pengertiam bahwah bahasan tentang topik itu akan
memberikan sumbangan kepada ilmu atau propesi yang ditekuni, atau berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Layak dibahas berarti topik itu memang
memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
a)
topik itu cukup menarik terutama bagi penulis;
b)
topik
itu dikenal baik oleh penulis;
c)
bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai;
d)
topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit;
Setelah berhasil
memilih topik sesuai dengan syarat-syarat pemilihan di atas maka yang akan
dilakukan selanjutnya membatasi topik tersebut. Proses pembatasan
topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau diagram jam.
Ide
induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang akan ditulis
hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembangbiakkan sampai cukup
tuntas, langkah berikutnya ialah memilih salah satu saja di antara rincian
ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan. Topik inilah yang
kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan membatasi topik dengan sebuah tema
tertentu. Jadi, pada topik ini ditentukan salah satu
segi, unsur, atau faktornya yang dijadikan pembicaraan.
Agar tulisan atau karangan itu lebih
terkuasai dan lebih kaya, penulis memerlukan langkah berikutnya, yakni
mengumpulkan bahan. Sumbernya bisa berupa buku, internet, surat kabar, hasil
observasi lapangan, pengalaman sendiri, wawancara, dan yang lainnya. Hal ini
penting terutama di dalam menulis karangan ilmiah.
Langkah yang terakhir yang perlu
dilakukan pengarang ialah menguraikan atau mengudar rumusan kalimat ide pokok
menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka atau disebut juga
outline adalah suatu rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide yang berhubungan
satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah
karangan yang lengkap dan utuh.
Di bawah
ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam
langkah sebagai berikut
Langkah
|
Aktivitas Pengarang
|
Hasil
|
1
|
Menemukan ide yang akan diungkapkan menjadi karangan
|
Ide pokok
|
2
|
Mengembangkan
ide induk
|
Rincian ide
|
3
|
Memilih
salah satu ide menjadi pokok soal yang
|
Topik
|
4
|
Membatasi topik dengan sesuatu segi/unsur/faktor
|
Tema
|
5
|
Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pokok
pernyataan
|
Kalimat ide
|
6
|
Menguraikan
rumusan ide pokok menjadi rangka
|
Garis besar karangan
|
2.
Proses penulisan
Setelah
mengetahui cara-cara memulai dan teknik memberikan napas
ke dalam tulisan. Sekarang kita melangkah ke proses penulisan. Pada
tahap ini, kita hanya membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasarkan pada
pengetahuan, gagasan, dan pengalaman. Adapun proses penulisan tersebut sebagai berikut.
a.
Darf kasar dimulai menelusuri dan mengembangkan
gagasan-gagasan. Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata bahasa, atau
ejaan. Ingat
untuk menunjukkan bukan memberitahukan saat menulis.
b.
Berbagi;
sebagi penulis kita sangat dekat tulisan kita sehingga sulit bagi kita untuk
menulai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan. Oleh sebab itu
perlu meminta orang lain untuk membaca dan memberikan umpan balik. Mintalah
seorang teman membacanya dan mengatakan bagian manayang benar –benar kuat dan
menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yany tidak jelas, atau transisi yang
lemah. Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi.
c.
Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari
teman tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan
perbaikilah. Ingat bahwa penulis adalah tauan dari tulisan Anda jadi Andalah
yang membuat umpan balik itu. Manfaatkanlah
umpan balik yang dianggap membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik
mungkin.
d.
Menyunting (editing); inilah saatnya untuk membiarkan
“editor” otak kini melangkah masuk. Pada tahap ini, perbaikilah semua
kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda
baca. Pastikanlah semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata kerja tepat,
dan kalimat-kalimat lengkap.
e.
Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan
isi yang baru dan perubahan –perubahan penyuntingkan.
f.
Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda
telah menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin Anda sampaikan.
Walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung tahap ini menandai
akhir
Kegiatan menulis dibaratkan seperti
seorang arsitektur akan membangun sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan
terlebih dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang
penulis, membuat kerangka tulisan atau outline merupakan kebiasaan yang perlu
dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah
karya tulis yang baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan sebagai seorang
arsitek bahasa, yang selain mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara utuh, ia
tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan.
Dasar-dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah
pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf
yang baik, kita akan lebih mampu menuangkan gagasan dan pikiran kita secara
lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada dasarnya sebuah tulisan
mencerminkan cara berpikir seseorang dan bagaimana ia memandang suatu
persoalan.
Agar hasil karangan baik maka Halim (1982: 114) mengemukakan ada lima unsur dalam karangan, yaitu.
a. isi karangan: hal atau gagasan yang dikemukakan;
b. bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat;
c. tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat;
d. gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna
terhadap karangan;
e.
penggunaan ejaan dan tanda baca
Hairston (1982.114),. Ada lima komponen menulis prosa
yang baik yaitu ;
a. penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik;
b. kemampuan mekanis; yaitu kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat;
c. kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu kemampuan berpikir kreatif,
mengembangkan ide, dan membuang informasi yang tidak relevan;
d.
gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi
kalimat dan paragraf, serta kemampuan menggunakan bahasa secara efektif;
e.
kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis
dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan
untuk pembaca tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun
informasi yang relevan.
Adapun keuntungan
yang dapat dipetik dari menulis ialah;
a. menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah
sadar serta mengembangkan daya nalar;
b. memperluas wawasan, baik mengenai teori maupun mengenai fakta yang
berhubungan;
c. menjelaskan masalah yang semula masih samar bagi diri sendiri;
d. dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif;
e. lebih mudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih konkret;
f. mendorong kita belajar secara aktif, menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah;
g. menulis terencana membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Untuk menghasilkan tulisan seperti
itu, penulis harus memiliki sejumlah pengetahuan dan keterampilan (walaupun
untuk menulis sebuah karangan sederhana) seperti dalam memilih topik,
membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikan gagasan ke dalam kalimat dan
paragraf yang tersusun secara logis.
Kejelasan
dalam
menuangkan tulisan merupakan asas yang pertama dan utama bagi hampir semua
karangan, khususnya ragam karangan faktawi. Setiap pembaca betapa pun
terpelajarnya menghargai karangan yang dapat dibaca dan dimengerti secara jelas.
Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap maksudnya akan membosankan pembaca dan
melatih pikirannya. Berikut
ini dijelaskan ciri-ciri karangan yang jelas.
a.
mudah; karangan yang jelas mudah dimengerti oleh
pembaca. Setiap orang menyukai karangan
yang dapat dipahami tanpa susah payah;
b.
sederhana; karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan
dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. semakin sederhana, semakin
dapat karangan itu menggambarkan
sesuatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca;
c.
langsung; karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika
menyampaikan pokok soalnya;
d.
tepat; karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul
ide-ide yang terdapat dalam pikiran
penulis.
Gunning
juga mengemukakan sepuluh pedoman untuk menghasilkan sesuatu karangan yang
jelas adalah.
a.
Usahakan kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata
yang kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolak ukur yang penting bagi
keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek.
Pemakaian kalimat yang panjang harus diimbangin oleh kalimat-kalimat yang
pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
f.
Pilihlah yang sederhana ketimbang yang rumit
Kata-kata
yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih
meningkatkan keterbacaan sesuatu karangan.
c. Pilih kata yang umum dikenal
Dalam mengarang
pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang
diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca.
d. Hindari kata-kata yang tak perlu
Setiap kata harus mempunyai peranan
dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca
dan melenyapkan perhatian.
e. Berilah tindakan dalam kata-kata
kerja
Kata kerja yang aktif mengandung
tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan
bertenanga untuk menyampaikan informasi yang dimaksud. Kalimat “Bola itu
menjebol gawang lawan” lebih bertenaga ketimbang “Gawang lawan kemasukan bola”
f. Menulislah seperti bercakap-cakap
Kata
tertulia hanyalah pengganti kata yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan
menjadi lebih jelas.
g. Pakailah
istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkan.
Kata yang konkret
lebih jelas bagi pembaca ketimbang kata yang abstrak.
h. Kaitkan dengan pengalaman pembaca
Karangan yang
jelas bilaman dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang
pengalamannya.
i. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
Karangan
harus ada variasi dalam kata, frasa,
kalimat maupun ungkapan lainnya. Keaneragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan
dalam pembacaan.
j.
Mengaranglah untuk
mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud utama mengarang
ialah mengungkapkan gagasan dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca
mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.
a. penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis
kalimat yang tepat dan baik;
b. kemampuan mekanis; yaitu kemampuan
menggunakan tanda baca dengan tepat;
c. kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu
kemampuan berpikir kreatif,
mengembangkan ide, dan membuang informasi yang tidak relevan;
d. gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi
kalimat dan paragraf, serta kemampuan menggunakan bahasa secara efektif;
e.
kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis
dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan
untuk pembaca tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun
informasi yang relevan.
E.
Kendala atau Hambatan dalam Menulis
Untuk mengatasi kendala atau
hambatan dalam peningkatan keterampilana menulis, sebaiknya guru menyelidiki kesulitan dalam proses menulis sehingga
mengetahui kelemahannya dan dapat mengatasi
kelemahan tersebut.. Misalnya sebagian anak memiliki pengendalian motorik yang buruk sehingga
fisik saat menulis terasa sukar baginya. Anak yang sangat visual sering lambat dalam menulis.
Anak-anak yang memiliki masalah emosional sering takut menulis karena mereka
pikir kemarahan atau kekecewaan mereka akan tumpah-ruah sehingga harus disembunyikan;
mereka tidak berani menuangkannya ke atas kertas. Kelemahan dalam belajar awal
dalam menulis akan demikian kacau dan tidak terbaca sehinggga anak akan menjadi
kecil hati dan tidak mau mencoba lagi. Atau anak diajarkan menulis dengan tidak
menyenangkan dan penuh tekanan sehingga anak menulis merupakan musuh dan anak
membenci segala hal yang berbau menulis (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. 1992: 309-315)
Langkah pertama
dalam menghadapi permasalahn di atas adalah.
a. menyelidiki apa
persisinya yang terjadi dengan cara menghitung berapa banyak yang dihabiskan
anak untuk membaca. Jika anak sedikit
sekali membaca, anggapalah itu merupakan inti dari banyak, atau semua,
permasalahan menulis. Jika anak tidak banyak membaca anak akan menggunakan bahasa
lisan . kosakata mereka belum sempurna dan mereka sering menulis tanpa
keterlibatan emosional dan hanya menguraikan kejadian yang mereka tonton. Buatlah anak sering membaca dengan hal itu tulisan mereka biasanya
meningkat secara dramatis.
b. Anak-anak yang tulisan tangannya buruk harus diperbolehkan untuk mengetik
atau menggunakan komputer. Anak menulis buruk bukan disengja, mereka bermasalah
dengan kemampuna motorik halusnya-atau kadang mereeka sangat pintar dan
berpikir jauh libih cepat daripada
tangannganya menulis.
c. Anak -anak yang banyak membuat kesalahan tata bahasa harus dikelilingi oleh
bahan bacaaan apa saja seperti komik, majalah, surat kabar, dan lain
sebagainya. Anak yang terbiasa membaca mandiri akan mencapai tingkat melek
huruf yang berterima dengan sendirinya. Mereka akan mendapatkan rasa kebahasaan
tertulis yang tidak akan bisa diajarkan secara langsung.
d. Carilah kegiatan menulis yang akan memotivasi anak yang belum menulis
dengan baiak itu untuk menulis demi kesenangan. Misalnya anak yang senang
olahraga untuk menulis tentang pertandingan mereka untuk koran lokal, atau
sekadar membuat kliping untuk mereka sendiri, dengan foto dan penjelasan
tertulis tentang pertandingan mereka.
e. Memberi sedikit mungkin bantuan untuk tugas menulis dari sekolah. Ajarlah
anak untuk bertanggung jawab atas tulisanya. Jangan selalu mendampinginya,
mendesak, dan mengatur segala sesuatunya. Jadi siap membatu tapi jangan ikut
campur.
f.
Jika anak membawa hasil tulisan kepada Anda dan minta bantuan,
hargailah dia sebagai penulis. Tanyakan bantuan apa yang diinginkan ejaan,
tanda baca, penyusunan dan lain-lain. Tujuannya adalah menjaga agar mereka
tetap merasa tulisa itu miliknya. Jangan
ambil alih menjadikan tulisan tersebut lebih baik. Tetapi tulisan tersebut
bukan tulisanya. Anda hanya berusaha membantu anak berkembang sebagai penulis.
Apabila
anak berhenti menulis sama sekali. Hal itu biasanya karena mereka sedang
bergulat dengan masalah emosinya. Rasa tertekan, takut atau trauma yang
dialaminya bisa menimbulkan masa sulit untuk menulis. Jadi, bersikaplah sangat
lembut dan mendorong. Bersikap tegas dan menuntut hanya akan membuat anak
semakin takut, dan semakin tidak dapat menulis. Cobalah menciptakan banyak
kesempatan untuk tugas menulis sehari-hari, seperti menulis pesan, menjawab
surat, menulis puisi dan lain-lain.
F.
Beberapa Keterampilan
Menulis untuk Siswa MTS
Berikut beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasi
siswa kerdasarkan KTSP bahasa Indonesia MTS.
1.
Menulis buku harian berdasarkan pengalaman
Teknik
penulisan
·
Catatlah peristiwa-peristiwa penting saja
·
Urutkan peristiwa dengan rujukan waktu
·
Tulislah kalimat-kalimat yang jelas dan
ringkas
·
Buatlah judul sesuai dengan isi karangan
·
Panjang karangan 150 kata (20 baris)
Contoh
Cakep –Cakep
Bodoh
“Pas
libur saya dan teman jalan-jalan. Waktu diangkot kami kumpulkan uang buat
bayar. Saya bilang, “ tarif satu orangnya Rp 700,- kan? Teman-teman mengiyakan.
Uang yang saya kasih kepada Pak sopir Rp 2500,- tapi sopir bilang ‘kurang
neng’! Dasar supir enggak tau dir, pikir saya. Lalu dengan ngotoynya saya
bilang, ‘tarifnya Rp 700,- kan dikali empat orang jadiu Rp. 2.400,- dong itu
juga masih sisa saratus kan? Ambil aja’ Karena si sopir diam saja, kami tinggal
pergi. Tiba-tiba dengan suara nyaring
pak sopir teriak Rp 700,- dikali empat itu Rp 2.800,- tau’ Ups, ternyata saya salah hitung! Tengsin euy,
apalagi orang-orang di sekitar situ bilang“.Cakap-cakep sih bego” ( Cosmos Girl, November 2004)
2.
Menulis Ringkasan
Meringkas sebagai kegiatan
mereproduksi yang sudah dikenal para pelajar. Meringkas teknik dan
sistematikanya cenderung diserahkan sepenuhnya kepada para pembelajar.
Contohnya, pembelajar disuruh menceritakan kembali cerita yang telah dibaca
atau didengarnya.
Berlatih membuat ringkasan merupakan
suatu cara yang efektif untuk mengembangkan daya ekspresi pembelajar. Pelatihan
– pelatihan yang intensif sangat fungsional untuk meningkatkan daya kreasi
pembelajar. Dengan meringkas, pembelajar terdorong untuk membaca atau
mendengarkan secara cermat. Seseorang tidak dapat membuat ringkasan secara
baik, bila ia kurang cermat dalam membaca atau mendengar. Dalam membaca,
pembaca harus dapat membedakan gagasan utama dengan gagasan penjelas. Kemampuan
membedakan tingkat gagasan akan membantu dalam menentukan gagasan pokok dari
apa yang dibaca atau didengar. Dengan demikian maka akan diperoleh ringkasan yang baik.
Adapun rambu-rambu yang perlu
diperhatikan dalam meringkas sebagai berikut.
a.
Membaca Naskah Asli
Penulis
ringkasan harus membaca naskah asli secara menyeluruh beberapa kali untuk
mengetahui kesan umum, maksud pengarang, dan sudut pandang pengarangnya. Judul dan daftar isi dapat dijadikan pegangan dalam meringkas. Rincian
daftar isi pengarang mempunyai keterkaitan dengan judul karangan itu.
Sebaliknya paragraf-paragraf dalam karangan itu menunjang pokok-pokok yang
tercantum dalam daftar isi.
b. Mencatat
Gagasan Utama.
Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat
atau digarisbawahi. Pencatatan gagasan utama itu dilakukan untuk dua tujuan.
Pertama, untuk tujuan pengamanan agar penulis ringkasan lebih mudah meninjau
kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak. Kedua, catatan
itu juga dapat dijadikan dasar untuk pengolahan selanjutnya untuk memudahkan
menulis ringkasan.
c. Membuat Reproduksi
Sebagai langkah ketiga, penulis ringkasan menulis kembali
suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-gagasan utama
sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas. Mengingat catatan yang
dibuat sesuai dengan urutan dalam karangan asli, maka urutan isi tidak jadi
masalah. Yang harus diperhatikan adalah menyusun kalimat-kalimat baru,
merangkaikan ke dalam wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat sekaligus
menggambarkan kembali isi karangan asli.
Teknik
penulisan karangan (Reproduksi)
1).
Bacalah teks secara cermat!
2).
Pahami isi teks tersebut!
3).
Pilihlah atau tentukan kata-kata kunci atau mengidentifikasi
kalimat topik setiap paragraf dari teks tersebut!
4). Rangkaikan kata-kata kunci tersebut menjadi sebuah rangkuman sehingga
menjadi sebuah karangan.
3.
Menulis Surat
Salah satu wujud pemanfaatan bahasa Indonesia
dalam tulisan ialah korespondensi. Kegiatan korespondensi
ini muncul karena keterbatasan manusia yang tidak selamanya dapat bertemu
dengan lawan bicaranya.
Berdasarkan sifatnya, kita mengenal
surat pribadi/keluarga, surat resmi/dinas/jabatan, dan surat niaga/dagang.
Surat pribadi ialah surat yang dikirim oleh keluarga/sahabat/kenalan/teman dan
sebagainya. Sifat surat ini terasa adanya hubungan yang santai dan sering
diwarnai unsur humor yang menyenangkan.
Surat resmi ialah surat yang
dikirimkan oleh perseorangan atau kantor pemerintah/swasta kepada perseorangan
atau kantor pemerintah/swasta yang isinya masalah kedinasan. Ciri kedinasan
suatu surat tidak hanya ditandai oleh isi dan penulisannya, tetapi juga
ditandai oleh bentuk dan segala formalitasnya (kebakuan bahasa, ketepatan
ejaan, dan aturan penulisannya).
Surat niaga ialah surat yang ditulis
oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang isinya membicarakan masalah niaga
atau perdagangan. Surat ini dapat ditujukan kepada semua pihak.
Berdasarkan bentuk surat (style),
susunan atau tata letak bagian surat pada setiap jenis surat dapat
dikategorikan sebagai berikut.
- bentuk lurus penuh
(full block style)
- bentuk lurus (block
style)
- bentuk setengah
lurus (semi block style)
- bentuk lekuk (indented style) dan
- bentuk resmi (official style)
Surat pribadi mempunyai bagian surat yang hampir sama
dengan surat resmi. Tetapi bagian yang terdapat pada surat resmi tidak terdapat
dalam surat pribadi. Bagian surat pribadi adalah; (1)tempat dan tanggal surat,
(2)alamat surat, (3)salam pembuka,
(4)isi surat dan, (5)salam penutup. Adapun
bagian surat resmi adalah; kop surat,
tanggal surat, nomor, lampiran, hal, alamat surat, salam pembuka, isi surat,
salam penutup, tembusan.
Teknik penulisan surat
-
perhatikan dua contoh surat pribadi
dan surat resmi
-
Bedakan kedua jenis surat
-
Tentukan kedua surat tersebut mana
yang disebut surat pribadi dan yang mana surat
resmi tulis diatasnya
-
Isi format pengamatan yang sudah disediakan
No.
|
Uraian Pertanyaan
|
Contoh 1
|
Contoh 2
|
1
|
Resmikah format
suratnya?
|
|
|
2
|
Formalkah bahasa yang
digunakan?
|
|
|
3
|
Lengkapkah
bagian surat yang ada?
|
|
|
4
|
Adakah kop
|
|
|
5
|
Bernomorkah
|
|
|
6
|
Adakah tembusan pada
|
|
|
7
|
Siapa
yang dituju oleh surat tersebut individu atau lembaga?
|
|
|
Setelah Anda mengisi format pengamatan. Anda dapat mengatahui bagian-bagian
surat resmi dan juga dapat menyimpulkan
surat tidak resmi (surat pribadi). Sekarang cobalah Anda buat surat resmi
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
-
Pilihlah model surat , Bentuk lurus atau
bentuk setengah lurus.
-
Tentukan posisi Anda sebagai penulis surat.
-
Tentukan alamat surat yang akan Anda tuju.
-
Tentukan isi surat yang akan dikirim sesuai
dengan keperluan Anda.
-
Gunakan bahasa yang tepat dan resmi.
-
Tanda tanganilah pada tempat yang tepat, dan
bubuhkan stempel.
4. Iklan Baris
Iklan
baris di surat kabar ditulis dengan menggunakan singkatan, meskipun tidak
lengkap unsur-unsur yang dibutuhkan dapat dilacak keberadaannya tanpa
menimbulkan kebingungan atau kesalahan pengertian pembaca.
Contoh
Toyota
All New CorollaXLI/97, coklat mentalik& SEG 9, biru mentali, kondisi mulus,
hub 0811998514 (Kompas 7 Des 2004)
Untuk mempermudah membuat iklan, informasi data yang diperoleh dimasukkan
dalam lembar pengamatan yang pada prinsipnya akan mencatat hal-hal yang akan
dimasukkan surat kabar. Jawaban-jawaban yang tertera pada lembaran pengamatan
inilah yang nantinya akan Anda gunakan sebagai data penulisdan iklan baris
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Jenis apakah
kendaraan yang dimaksud?
|
|
2
|
Tahun berapa
kendaraan tersebut ?
|
97
|
3
|
Berapa
harganya?
|
80 juta
|
4
|
Bagaimana
kondisi kendaraan tersebut?
|
Mesin baik,
body baik
|
5
|
Di mana peminat dapat melihatnya?
|
Jln. Margonda
50, Depok
|
Langkah-langkah
membuat iklan baris
a. Tentukan jenis iklan yang akan Anda Tulis, iklan lowongan atau iklan jual
beli.
b. Jika iklan jual beli yang Anda pilih tentukan barang atau jasa apa yang
akan ditawarkan.
c. Tuliskan unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam pembuatan iklan tersebut.
Unsur-unsur atau butir-butir tersebut akan sangat bergantung kepada pilihan
jenis iklan yang akan digunakan.
d. Tulislah unsur-unsur tersebut dengan bahasa yang jelas dan singkat.
Format lembar
isian surat pribadia
No.
|
Bagian
|
Contoh (tulis sesuai dengan yang
|
1.
|
Tanggal
|
|
2.
|
Alamat
|
|
3.
|
Salam pembuka
|
|
4.
|
Isi
|
|
5.
|
Salam Penutup
|
|
2. Tulislah sebuah surat pribadi !
3. Tulislah sebuah surat resmi!
4. Bedakan kedua
bentuk surat tersebut dari segi; format, isi (bahasa, dan penulisannya).
5.
5. Menulis
Pengalaman
Bacalah
teks pengalaman di
bawah ini tentukan alur ceritanya dan isilah format
berikut
No.
|
Alur
|
Pengenalan
(kutipan)
|
Konflik
(kutipan)
|
Klimaks
(kutipan)
|
Penyelesaia
(kutipan)
|
|
|
|
|
|
|
Dikejar Tibun
Tahun
1997, di kotaku, Cimahi, sedang digalakkan pembersihan Pedagang Kaki Lima (PKL)
yang dianggap mengganggu ketertiban dan pandangan. Karenanya tak
jarang terjadi kejar-kejaran antara petugas penertiban umum dan PKL. Tapi,
dasar PKL atau mungkin terdesak kebutuhan pokok mencari sesuap nasi, mereka tak
kapok juga berdagang di kaki lima. Risiko harus diambil; langkah seribu bila
petugas tibun datang bukan hal berat bagi mereka. Kalau telat kabur, tak jarang
barang dagang mereka jadi porak poranda dihancurkan petugas tibun.
Suatu sast karena sedang kantong tipis,
saya memilih membeli sandal di kaki liam. Stelah tawar menawar penjual
memberikan harga Rp. 7.500,- untuk sepasang sandal. Saya tak punya uang kecil
dan memberikan uang lima puluh riburupiah pada si pedagang. Ketika pedagang
merogoh sakunya untuk mengembal kembalian, tiba-tiba bunyi sirene mobil petugas
tibun terdengar. Sontak pedagang itu kaget dan dengan refleks langsung
membereskan dagangannya lalu mengambil langkah seribu. Saya berteriak-teriak
meminta uang kembalian sebesar Rp 42.500, tapi pedagang itu lebih konsentrasi
untuk kabur dari petugas tibun. Saya menjadi kesal dan ikut mengejarnya.
“Sayang betul aung harus raib sebanyak itu,” pikir
saya. Dan lucunya, di belakang saya, petugas tibun ikut berlari mengejar kami.
Walhasil, terjadi kejar-kejaran anatar penjual sandal, saya, dan petugas tibun.
Oalah, mengejar PKL yang belum memberi kembalian uang, kok malah saya ikut
dikejar-kejar petugas tibun jaga.
G. Evaluasi
- Menulis
berarti ….
a.
menyusun atau mengatur
kata-kata ke dalam kalimat
b.
mengatur
kalimat secara berurutan
c.
menata kata/frase untuk menyampaikan suatu pesan
d.
menyusun
gagasan hingga suatu kesatuan
- Menulis itu merupakan suatu proses. Olek karena itu….
A.
tulisan itu tidak perlu dikerjakan sampai tuntas
B.
tulisan itu harus dikerjakan dalam waktu lama
C.
menulis itu perlu dicoba dulu, diubah, dan diperbaiki
D.
tulisan
itu perlu diabadikan
- Bahasa ragam tulis ….
A. tidak berbeda
dengan bahasa ragam lisan
B. merupakan
bahasa lisan yang ditulis
C.
merupakan ragam bahasa yang
telah dibakukan
D.
merupakan ragam bahasa yang berbeda dengan ragam lisan
4.
Khusus mengenai buku-buku terdapat beberapa masalah. Pertama
jumlah dan jenis buku yang diperlukan oleh guru dan murid belum memadai. Kedua,
perpustakaan sekolah belum memadai, Ketiga, buku-buku pelajaran masih banyak
yang belum memenuhi persyaratan, baik mengenai bahasa, isi maupun ejaannya. Wacana tersebut
termasuk ...
A.
melukiskan
B.
memberitahukan
C.
mengemukakan
D.
menjeleskan
5
Dalam kegiatan menulis/mengarang terjadi kegiatan mencoba mengubah,
memperbaiki,dan menyusun kembali. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
mengarang….
A.
merupakan
kegiatan yang tersusun dengan sistematis
B.
merupakan
kegiatan yang sekaligus jadi
C.
merupakan
suatu proses
D.
merupakan
kegiatan bertahap
6.
Seorang
penulis dapat memetik manfaat dari pembuatan kerangka karangan, yaitu….
A.
mempercepat
proses pembuatan karangan
B.
mudah
dinilai oleh pembaca
C.
menertibkan
dalam menyusun topik pembicaraan
D.
dapat
mempermudah mengembangkan gagasannya
7. Salah satu fungsi membatasi topik dengan diagram pohon
adalah ….
A.
agar
topik dibuat seluas-luasnya
B.
agar topik mencakup semua materi pembahasan
C.
agar
topik itu menjadi sempit
D.
agar
topik dapat dibatasi
8. Kerangka karangan dapat menyusun karangan secara
tertib dan teratur, artinya….
A.
mencengah penulis mengulanmg ide-ide atau keluar dari
pembahasan yang telah direncanakan
B.
penulis lebih mudah menetapkan ide yang akan dikembangkan
C.
penulis dapat melihat dan dapat memasukkan materi
pembantu dan karangan
D.
penulis akan lebih mudah menilai hasil karangannya dengan
tepat
9. Salah satu ciri yang menonjol dalam karangan jenis
deskripsi adalah….
A.
pembaca merasa jelas setelah membaca karangan
B.
adanya
usaha penulis menghadirkan sesuatu
C.
pembaca
dapat membayangkan, merasakan, dan melihat sendiri
D.
adanya
karangan faktual dan rekaan
10. Ciri yang
paling menonjol dari karangan argumentasi adalah ….
A.
pembuktian
atau pembantahan
B.
penarikan
kesimpulan dari pembuktian-pembuktian
C.
penalaran yang digunakan penulis secara objektif
D.
adanya pembuktian fakta-fakata dan kesasksian orang
lain
H.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DI MTS
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 4x 40 menit ( 2x Pertemuan )
A. Standar Kompetensi
4.
Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi
B. Kompetensi Dasar
4.3 Menulis teks
pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama:
Ø Peserta didik dapat Mengamati dan mencermati teks pengumuman
Ø Peserta didik dapat menentukan topik pengumuman lain yang sesuai dengan
konteks kegiatan kelas/sekolah dan menentukan pokok-pokoknya
Ø Peserta didik dapat menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar
Pertemuan kedua:
Ø
Peserta didik dapat menyunting teks
pengumuman
Ø Peserta didik dapat memajang pengumuman di papan pamer kelas/sekolah
v
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat
dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung
jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
Ketulusan ( Honesty )
D. Materi Pembelajaran
Penulisan pengumuman
E. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Penugasan
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: 2 x 40’
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi :
a. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang teks pengumuman
b. Peserta didik mengungkakan kebermaknaan pembelajaran kan pengalaman
dalam teks pengumuman
Motivasi :
a. Peserta didik Mengamati dan mencermati teks pengumuman
b. Peserta didik Berdiskusi untuk menentukan topik pengumuman lain yang
sesuai dengan konteks kegiatan
kelas/sekolah dan menentukan
pokok-pokoknya
2.
Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
F Peserta
didik dapat Mengamati dan mencermati teks pengumuman
F Peserta
didik dapat menentukan topik pengumuman lain yang sesuai dengan konteks
kegiatan kelas/sekolah dan menentukan pokok-pokoknya
F menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F Peserta didik dapat menulis
teks pengumuman dengan bahasa yang
efektif, baik, dan benar
F memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
F memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø membantu menyelesaikan
masalah;
Ø memberi acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh;
Ø memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram;
F memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik;
F menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan Kedua: 2 x 40’
1. Pendahuluan
Apersepsi :
a. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang menulis teks
pengumuman dengan bahasa yang efektif,
baik, dan benar
Motivasi :
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan
b. Peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok pertemuan sebelumnya
2.
Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
F menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F Peserta didik dapat
menyunting teks pengumuman
F Peserta didik dapat memajang pengumuman di papan pamer kelas/sekolah
F melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F Peserta didik dapat menulis
teks pengumuman dengan bahasa yang
efektif, baik, dan benar
F memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
F memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø membantu menyelesaikan
masalah;
Ø memberi acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh;
Ø memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram;
F memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
F menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
G.
Sumber Belajar
a. Bagian identifikasi pengalaman
b. Gambar
c. VCD
d. Narasumber
e. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
|
· Mampu menentukan
pokok-pokok pengumuman
· Mampu
menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif
|
Tes
praktik/kinerja
|
Uji petik kerja
|
·
Tulislah pokok-pokok pengumuman kegiatan sekolah
·
Tulislah teks pengumuman sesuai dengan pokok-pokok
pengumuman yang kamu tulis!
|
Mengetahui,
Kepala Sekolah
|
|
Jakarta, Juli 2011
Guru Mapel BHS Indonesia.
|
I. Rangkuman
Menulis
adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada
pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulisan sebagai penyampaian
pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai
penerima pesan.
Sebagai
suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang komplek karena
penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya
serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konversi penulisan
lainnya.
Secara umum, tulisan
terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi,
argumentasi, dan persuasi. Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu
bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu
pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya dapat ‘melihat’ apa yang
dilihatnya, dapat ‘ mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang
dirasakanya, serta sampai kepada’ kesimpulan’ yang sama dengannya. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obeservasi melalui panca
indera yang disampaikan dengan kata-kata. Argumentasi merupakan corak tulisan
yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca
agar amenerima pendapanya.
Narasi atau
kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
III.
PENUTUP
Dari paparan modulketerampilan
menulis dapat diambil kesimpulan Pembelajaran menulis dapat dapat tercapai
dengan baik jika dilatihkan dengan latihan yang memadai secara terus
menerus.agar terampil menulis/mengarang. Keterampilan ini harus dibekali dengan
pengetahuan dan pengalaman.
Pada hakikatnya menulis adalah menuangkan
sesuatu yang telah ada dalam pikirannya.akan tetapi harus mempunyai modal yang
cukup tentang ejaan, kosakata, dan pengetahuan tentang mengarang itu sendiri.
Oleh sebab irtu guru sebaiknya mempersiapkan siswa agar terampil menulis dimulai
dari tahap yang paling sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling sukar
sesuai dengan tingkat pemikiran siswa.
Macam-macam
kegiatan menulis yang menghasilkan produk menulis yaitu karangan deskripsi,
eksposisi, narasi, argumentasi dan persuasi, hal ini
harus dikuasai siswa tahap demi tahap. Adapun proses penulisan penulisan
meliputi tiga tahap utama, yaitu; pra-penulisan, penulisan dan revisi akan
tetapi tidak berarti bahwa kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah merupakan satu
kesatuan yang sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, et al. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: IKAPI.
Byrne,
Dom. 1988.Teaching
Writing Skill.
London dan New York: Longman.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama/Mts. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan
Gie, The Liang. 2002. Terampil
Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Gere, Anne Ruggles. 1985. Writing and Learning an
Overniew.
New York: Macmilan Publishing Company.
IMtsil Taufik.
2003. Mengarang itu
senang. Yayasan
Indonesia: Jakarta.
Hadiyantoro. 2001. Membudayakan Kebiasaan
Menulis. Jakarta :
Fikahati Aneska.
Heaton, J.B. 1975. Writing
English Language Test. USA: Longman Handook.
Lado, Robert. 1964. Language Teaching. Amerika: MC Grow Hill.
Semi, Atar. 1998. Menulis Efektif.
Padang: Angkasa.
Glapsarium
Deskrisi
adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda.
Eksposisi
adalah
menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran
yang
dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang
Narasi
atau kisahan adalah menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan
dari waktu ke waktu
Argumentasi
adalah
tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis
meyakinkan atau mempengaruhi.
Persuasi
adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang
dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan
implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulismbaca agar menerima
pendapanya.
Karangan Faktawi adalah karangan yang
bersifat dunia nyata atau yang benar benar terjadi.
Kemampuan mekanis adalah kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat.
Grafologi adalah ilmu tentang aksara
atau sisstem tulisan
Simbol adalah sesuatu yang
berbentuk simbol atau tanda-tanda