Welcome to Indonesia_Various Cultures in Indonesia_Come and Prove!!!!!!

Translate

PERIBAHASA INDONESIA


Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam.
Tidak enak makan dan minum sebab hati sangat terganggu.

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Tingkah laku seorang anak biasaya menurut contoh dari orang tuanya.

Air susu dibalas dengan air tuba.
Suatu kebaikan ternyata dibalas denan keburukan.

Adakah dari telaga yang jernih, mengalir air yang keruh?
Orang-orang yang baik biasanya juga mengeluarkan kata-kata yang baik juga.

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung.
Segala sesuatu perjalanan berdasarkan kebiasaan atau adat yang telah berlaku.

Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusukan.
Orang lain dipelihara dengan baik, sedangkan anak atau keluarga sendiri dibiarkan.

Anjing galak bagi berani.
Sama-sama berani.

Ayam putih terbang siang hinggap di kayu merarasi bertali benang, bertambang tulang.
Suatu perkara kejahatan yang betul-betul jelas, cukup diselesaikan dengan keterangan saksi.

Ayam tangkas di gelanggang.
Seorang yang pandai berbicara.

Asal ayam hendak ke lesung, asal itik hendak ke pelimbahan.
Sulit untuk berubah kerena tabiatnya selalu kembali terhadap kebiasaan yang jelek.

Ayam bertelur di atas padi kelaparan, itik berenang di air mati kehausan.
Orang yang tinggal di negeri kaya, kalau tidak pandai berusaha akan tetap melarat.

Ayam bertelur sebutir pecah kabarnya ke seluruh negeri, penyu bertelur beribu-ribu seorangpun tiada tahu.
Bila orang kecil mendapat keuntungan sedikit, sekampung tahu, tapi bila orang kaya memperoleh untung besar seorangpun tiada yang tahu.

Awak sakit, daging menimbun.
Pura-pura tidak punya uang, padahal sebenarnya banyak menyimpan uang.

Ayam ditambat disambar elang, ikan dipanggang tinggallah tulang.
Sesuatu yang dijaga dengan ketat dapat juga dirampas orang lain.
                                                        
Ayam berkokok harikan siang.
Sudah ternyata, tanda pasti.

Ayam beroga itu kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun, ke hutan juga perginya.
Orang merantau biarpun senang di negeri orang, tetapi negeri asal tidak mudah dilupakan.

Anak badak dihambat-hambat.
Dengan sengaja mencari bahaya.

Ayam hitam terbang malam hinggap ke rimba dalam, bertali ijuk, bertambang tanduk.
Perkara kejahatan yang amat sulit dilacak.

Ayam laga sekandung.
Perbantahan dalam satu keluarga.

Ayam lepas tangan bertahi.
Usaha yang gagal, sedang yang mengerjakan dapat malu juga.

Ada sirih hendak makan sepah.
Meskipun ada sesuatu yang baik, tetapi menghendaki sesuatu yang kurang baik.

Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ketepi juga.
Janganlah dicampuri persoalan orang bersanak saudara atau berkeluarga karena setelah ia berbaik kita akan kedapatan budi.

Air yang dingin juga yang dapat memadampkan api.
Orang yang sedang marah dapat ditenangkan dengan lemah lembut.

Asal berisi bembolok, senang hati.
Asal cukup sandang pangan, anak hatinya senang.

Asal bersulang emas, biarlah telinga rompong.
Sebab hendak ingin dimuliakan orang, harta benda habis, badan binasa pula.

Asalnya kuda itu kuda juga dan keledai itu keledai juga.
Segala sesuatu entah itu baik atau buruk, akan kembali menurut asalnya.

Anak dipangku kemenakan dibimbing, orang kampung dipertenggangkan.
Anak dan kemenakan dibela dan dipimping kepada jalan kebaikan.

Anak harimau tiada akan menjadi anak kambing.
Anak orang yang gagah berani tidak akan menjadi anak yang penakut.

Anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, tidak dapat dikembalikan lagi.
Sesuatu yang sudah terlanjur susah untuk diperbaiki kembali.

Adat tua menanggung ragam.
Orang tua itu agar bijaksana dan sabar menerima perlakuan yang dibuat oleh anak-anak muda yang kurang pengetahuan dan pengalaman.

Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah.
Bila melaksanakan suatu pekerjaan dalam kampung dan negeri, hendaknya bersndi pada adat dan agama.

Adat diisi, lembang dituang.
Mengerjakan suatu pekerjaan menurut kebiasaan yang berlaku sebelumnya.

Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu.
Perbuatan yang baik dibalas dengan yang baik, perbuatan buruk dibalas dengan yang buruk.

Adat gunung tepatan kabut.
Orang kaya tempat orang miskin meminta dan orang pandai tempat orang bertanya.

Adat teluk timbunan kapal/kapar.
Orang yang berumah di pinggir jalan raya acapkali didatangi sahabat atau tamu.

Adat pasang turun naik.
Didunia ini tidak ada yang kekal dan abadi, begitu pula halnya dengan harta benda.

Ada rimba/hukum rimba.
Hukum atau adat yang sewenang-wenang dalam melaksanakan keadilan. Siapa yang kuat di yang menang.

Adat lama pusaka usang.
Adat dari dahulu kala yang tetap tiada berubah-ubah.

Adat muda menanggung rindu.
Tiap orang harus bersabar menerima sesuatu yang sudah semestinya.

Adat hidup tolog-menolong, adat mati jenguk-menjenguk, adat dunia berbalas-balasan.
Tiap orang hidup di atas dunia wajib tolong-menolong, kunjung-mengunjugi dan yang baik dibalas dengan yang baik.

Adat juara kalah menang, adat saudagar laba-rugi.
Kita harus sabar dan tawakal menghadapi kesulitan sebab dalam kehidupan kita mengalami mujur-malang dan laba-rugi.

Air yang tenang biasa menghanyutkan.
Orang yang pendiam tetapi berilmu janganlah dianggap enteng.

Air yang tenang jangan disangka tiada berbuaya.
Orang pendiam itu jangan disangka orang baik-baik saja.

Air jernih ikannya jinak.
Negeri yang aman tenteram sentosa dan penduduknya ramah-ramah.

Air mata jatuh ke perut.
Suatu kesulitan yang diderita sendiri.

Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut.
Di mana kita tinggal, supaya kita turut adat-istiadat negeri itu.

Air besar, batu bersibak.
Beberapa bangsa yang berkumpul, jika kedatangan suatu bahaya akan terpecah-pecah. Masing-masing mencari kaumnya sendiri.

Air dicincang tiada putus.
Sanak saudara yang berbantah tidak akan menjadi perceraian

Air ada pasang-surutnya.
Keadaan setiap manusia tindaklah tetap, kadang-kadang kaya, ada kalanya jatuh miskin.

Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bualnya, biasanya pembohong dan tidak berilmu.

Asal ada kecilpun ada.
Segala sesuatu yang dimiliki meskipun sedikit sudah cukup bermanfaat.

Alu patah lesung hilang.
Ditimpa kemalangan yang terus menerus.

Awak yang payah membelah ruyung, orang lain beroleh sagunya.
Seseorang yang bekerja dengan susah payah, akan tetapi orang lain yang mendapat keuntungan dari usaha tersebut.

Awak yang tak pandai manari, dikatakan lantai yang terjungkat.
Tak tahu mengerjakan sesuatu pekerjaan, tetapi orang-orang lainya yang salah.

Awal dikenang akhir tidak, alamat badan akan binasa.
Pada waktu muda hendaklah mengingat bekal untuk hari tua.

Ambil pati buahlah ampas.
Ambillah hal-hal yang penting saja.

Anak cantik menantu molek.
Seseorang berlipat ganda dalam memperoleh keuntungan.

Angan-angan mengikat tubuh.
Seseorang yang menyusahkan dirinya, sebab hendak bercita-cita yang berlebih-lebihan yang sulit dijangkau.

Angan lalu, paham tertumbuk.
Berdasarkan pertimbangan dapat dikerjakan, tetapi banyak halangann bila dilaksanakan.

Akal akar berpulas tak patah.
Orang pandai tak kan hais akalnya, walaupun berada dalam kesusahan dan kesulitan.

Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba.
Tak ada yang selalu terus menjadi sempurna, tentu berangsur-angsur

Akal singkat pendapat kurang.
Masih muda dan belum berpengalaman luas.

Anjing menyalak tiada mengginggit.
Orang yang suka menggertak-gertak tidak akan sampai mendatangkan bahaya pada orang lain.

Antan patah lesung hilang.
Kesusahan datangnya berganti-ganti.

Apa digaduhkan, pengayuh sama di tangan, perahu sama di air.
Jangan gentar melawan seseorang yang keadaanny sebanding.

Anjing diberi nasi bilakah kenyang?
Tak ada manfaatnya berbuat kebaikan kepada orang yang jahat.

Anjing itu meskipun dirantai emas sekalipun, niscaya berulang-ulang juga ia ke tempat najis.
Orang yang dasarnya hina itu, takkan dapat mengubah tingkah lakunya walaupun diberi tempat yang baik.

Apa gunanya merak menggigal dalam hutan.
Tidak berguna seseorang mempertontonkan kecantikannya di tempat yang sunyi.

Apa kurg pada belida, sisik ada tulangpun ada.
Seba cukup tidak ada yang kurang.

Apakah gunanya bulan terang dalam hutan jikalau dalam negeri alangkah baiknya.
Tiada berfaedah orang pandai menunjukkan pengetahuannya dalam perhimpunan orang yang bodoh.

Ada batang, cendawan tumbuh.
Di mana kita berada, di sanalah kita dapat rezeki.

Adakah buaya menolak daging.
Apabila ada kesempatan, orang jahat itu pasti akan berbuat kejahatan juga.

Asing biduk kalang diletak.
Jawaban yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan.

Aur ditanam betung tumbuh.
Mendapat sesuatu yang lebih dari yang diharapkan.

Angkuh terbawa tampan tinggal.
Seseorang yang suka bersolek, tetapi tidak tampan sesuai dengan pakaiannya.

Angus tiada berapi, karam tiada berair.
Hati yang hancur luluh akibat menderita kesusahan.

Asal sabut terapung, asal batu tenggelam.
Jagan takut dengan fitnah, bila tidak bersalah.

Asam digunung, garam di laut, berjumpa dalam belangga.
Perihal dua orang yang tiada berkenalan dan berjauhan tempat, akhirnya bertemu menjadi suami istri.

Api padam puntung berasap.
Perkara yang telah putus, tetapi muncul kembali lagi.

Api padam puntung hanyut.
Cerita yang sudah tamat dan tak sambung lagi.

Alah bisa karena biasa.
Karena sudah sering membuat kesalahan, hilanglah ketakutan akan akibatnya.

Alah (kalah) limau oleh benalu.
Biarlah mahal membeli sesuatu barang, asal barang itu baik dan dapat dipakai lebih lama.


Arang habis besi binasa.
Perkerjaan yang sudah banyak menghabiskan tenaga dan biaya tetapi usaha itu tidak berhasil (gagal).

Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tiada akan pulih.
Tabiat orang atau watak yang sudah dasarnya buruk, takkan dapat diperbaiki lagi.

Arang tercoreng dikening.
Mendapat malu.

Asal ada, kecilpun pada.
Bila tidak diperoleh yang banyak, sedikitpun telah cukup.

Akan menangkap gajah yang liar itu, hendaklah dengan gajah yang jinak jua.
Apabila kita mengharapkan keuntungan yang besar, hendaklah kita bermodal banyak pula.

Akar terjumbai tempat siamang bergantung, dahan menganjur tempat tupai menegun.
Dari jawab di pesakitan yang terlanjur, dapatkah hakim menentukan kesalahan si terdakwa.




Haruskah Berjudul 1



Aku tak perlu menulis
Tulisanku juga tak berguna
Apa coba
Tak tau kan
Juga
Tak mungkin mau tau
Buat apa
Sudahlah lebih baik tatap gunung
Bisa dibanggakan
Kekokohannya
Mungkin raut pesona
Jangan kau hiraukan
Aku
Tak apa
Ya tak apa
Sekali lagi
Perlukah aku menulis
Siapa yang mau mengerti semuannya
Ah mungkin hanya pikirku
Perlukah aku menulis
Sudahlah
Biar air mata ini yang menduta
Tak perlu yang lain
Tak ada guna menulis
Ya benar
Tak ada guna
Sudah
Lah
Lebih baik aku



Haruskah Berjudul 2


Tak bisakah membedakah mata hati 
dengan mata
Kaki
Mata
Panah
Mata
Pisau
Ujung
Mata
Mata
Keranjang
Ha
Ha
Ha
Tak usahlah dibe
Da
Di
Du
Sama
Ah masa si
Cari yang lain saja
Tak bisa
Bisa
Benar tak bisa
Bisa
Coba
Dulu bisa
Mestinya
Bisa coba


Tak perlu tahu isi di setiap sela hatiku, tak akan mengerti, manis pahit atau asam
Sudahlah lupakan saja, biar aku
hati ini, kujaga, sendiri
Tak perlu siapa
Siapa lagi
Aku
Ya


Raga Tak Berjudul

Raga yang hanya sebatas raga
Jiwa yang tak berirama jiwa
Itu dulu
Tertanam benih kemuliaan
Tertetes embun keheningan
Tertiup semilir harapan
Ya
Kini kumengerti
Tiap yang kujejakkan
Tiap yang ku hirup
Tiap yang ku hembuskan
Tetes embun itu
Tiupan itu
Kan slalu ku ingat
Kan slalu kurasakan
Kan slalu ku jaga
Tetap terjaga
Aku tahu
Keheningan ini memilukan
Memikukkan
Hingga aku lupa
Siapa aku
Embun pagi itu
Semilir harapan itu
Asa
Ya
Asa
Mengingatkanku
Untuk slalu menjaga
Yang tlah diberikan dengan
Merelakan
Mencurahkan
Sebenarnya inginku
Ingin semua
Ungkapan ini
Melebihi
Entah melebihi apa
Yang kurasakan
Melebihi
Terima kasih
Guruku




KE TIK A TAK IN GIN 

duduk
duduk
du
du
duk
duduk, duduk
duduk
duduk, duduk, duduk
duduk, duduk
duduk, duduk, duduk, duduk
duduk
duduk, duduk
duduk
duduk
duduk
duduk