A. JUDUL SKRIPSI
HETERONIMIA SEBAGAI BUAH PIKIR RETORIKA
B. LATAR BELAKANG
Konsep mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah memiliki kimahiran berkomunikasi di depan umum. Salah satunya harus mahir berbahasa sebagai bahan pendukung berkomunikasi. Penggunaan bahasa yang kurang tepat menjadi penyebab turunnya kredibilitas seorang pemimpin di hadapan masyarakat.
Retorika merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa sebagai pendukung komunikasi. Tidak sedikit orang mengetahui retorika sebagai ujung tombak berkomunikasi, tidak sedikit pula yang kurang mengerti bahkan tidak tahu fungsi retorika.
Fuad Hassan seorang pemikir asal Semarang yang dahulu pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-18 sudah tidak asing lagi mendengar bahkan membaca sambutan sambutan yang telah di lontarkan. Heteronimia merupakan buku kumpulan sambutan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-18 yang tidak sedikit berisikan retorika.
Retorika berasal dari bahasa Yunani rhetor, bahasa Inggris orator, yang berarti mahir berbicara dihadapan umum (Wahyono, 1989: 40). Oleh Arsjad (1988: 4-5) bahwa pengertian retorika berdasarkan kaum sofis adalah kepandaian memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penganggap tutur, keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Jadi kemenanganlah yang menjadi tujuan akhir. Aristoteles memberi pengertian retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuasi dan objektif suatu kasus. Oleh Plato retorik adalah seni bertutur untuk membeberkan kebenaran.
Melalui sambutan yang terangkum dalam Heteronimia, apakah dapat diketaui atau tidak mengenai fungsi retorika. Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika yaitu ; 1) menuntut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan memecahkan suatu kasus. 2) membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur. 3) memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objektif untuk menemukan secara persuasif yang efektif untuk menyakinkan orang. 4) mengerjarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.
Ada beberapa hal yang termasuk bidang garapan tertorika. 1) memilih corak bahasa, masing-masing corak bahasa mempunyai bidang pemakaian sendiri-sendiri, 2) memilih materi bahasa, kata, ungkapan, istilah, 3) menata materi bahasa, 4) memilih gaya bahasa.
Heteronimia menarik perhatian untuk dianalisis sebagai sebuah kajian retorika karena di dalamnya berisi tentang penggunaan bahasa dalam berkomunikasi khususnya dalam berpidato. Apakah sudah mencakup kajian retorika atau hanya sekedar sambutan biasa.
C. RUMUSAN MASALAH
Beranjak dari uraian latar belakang dapat ditentukan rumusan permasalahan sebagai berikut.
Apakah Heteronimia sudah mencakup kajian retorika atau hanya sekedar sambutan biasa ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masahal yang telah ditentukan maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan heteronimia sebagai buah pikir retorika dalam pidato sambutan Fuad Hassan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat penelitian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat diperguanakn sebagai sumbangan perbendaharaan penelitian bahasa, terutama penelitian terhadap kajian retorika.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam memahami dan menafsirkan keterampilan berbahasa pada umumnya dan berbagai sambutan Fuad Hassan pada khususnya.
F. PENEGASAN ISTILAH
Agar tidak mengalami pembengkakan masalah maka diberikan batasan arti dan istilah yang tertuang pada judul. Dengan demikian dapat sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Heteronimia Sambutan Prof. Dr. Fuad Hassan
Heteronimia beranjak dari kata heterogen yang artinya berbeda. Heteronimia berisikan pidato sambutan Drs Fuad Hassan seorang pemikir asal Semarang yang dahulu pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-18, sudah tidak asing lagi mendengar bahkan membaca sambutan sambutan yang telah di lontarkan. Heteronimia merupakan buku kumpulan sambutan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-18 yang tidak sedikit berisikan retorika.
2. Retorika
Retorika berasal dari bahasa Yunani rhetor, bahasa Inggris orator, yang berarti mahir berbicara dihadapan umum (Wahyono, 1989: 40). Oleh Arsjad (1988: 4-5) bahwa pengertian retorika berdasarkan kaum sofis adalah kepandaian memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penganggap tutur, keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Jadi kemenanganlah yang menjadi tujuan akhir. Aristoteles memberi pengertian retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuasi dan objektif suatu kasus. Oleh Plato retorik adalah seni bertutur untuk membeberkan kebenaran.
Melalui sambutan yang terangkum dalam Heteronimia, apakah dapat diketaui atau tidak mengenai fungsi retorika. Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika yaitu ; 1) menuntut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan memecahkan suatu kasus. 2) membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur. 3) memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objektif untuk menemukan secara persuasif yang efektif untuk menyakinkan orang. 4) mengerjarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.
Ada beberapa hal yang termasuk bidang garapan tertorika. 1) memilih corak bahasa, masing-masing corak bahasa mempunyai bidang pemakaian sendiri-sendiri, 2) memilih materi bahasa, kata, ungkapan, istilah, 3) menata materi bahasa, 4) memilih gaya bahasa.
G. METODE PENELITIAN
1. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian dengan menggunakan metode kualitatif . metode ini digunakan karena data diperoleh berupa kata-kata yaitu sambutan Prof. Dr. Fuad Hassan dalam Heteronimia.
Data diperoleh melalui pembacaan dan pencatatan sampel yang berkaitan dengan kajian retorika. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga pemahaman mengenai retorika sebagai keterampilan berbahasa dapat terlihat secara deskripsi
2. Teknik analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kajian retorika sebagai bagian keterampilan bahasa. Dengan demikian jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitaif.
Jenis penelitian deskriptif artinya data terurai dalam bentuk kata-kata. Sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.
Metode studi pustaka dengan teknik pencatatan digunakan untuk menfsirkan data yang diperoleh.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dapat diartikan sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 56) tujuannya adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek dengan mengamati sebagian saja dari populasi. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah teknik non random sampling. Sampel yang digunakan adalah kumpulan sambutan pidato dalam Heteronimia.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad, 1988.
Hassan, Fuad, 1993. Heteronimia, Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya
Semi, Atar, 1993, Metode Penelitian Sastra, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sugiyono, Prof, DR, 2006, Statistika Untuk penelitian, Bandung : CV. Alfabeta
Wahyono, 1989