A. MATERI
KD: 1.2
MENANGGAPI LAPORAN
1.
Jenis-jenis laporan dan contoh laporan
Laporan
adalah kegiatan menyampaikan apa yang telah dilaksanakanan
Jenis-jenis
laporan :
a. laporan
perjalanan
b. laporan
kegiatan
c. laporan
pengamatan
d. laporan
wawancara
e. laporan
peristiwa
f. laporan
penelitian
g. dsb.
2. Contoh
Laporan Perjalanan
Di dermaga,
ratusan warga telah menunggu kedatangan satu-satunya kapal penumpang yang
melayani jalur Gresik- Bawean itu. Mereka umumnya adalah warga yang menjemput
sanak kerabatnya yang pulang dari merantau. Pulau Bawean terletak di Laut Jawa
dan secara administrative masuk wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau yang
terdiri atas dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak ini sungguh kaya objek wisata.
Salah satu yang dituju adalah antai Tanjung Anyar di Dusun Tenggen, Desa Lebak,
Kecamatan Sangkapura. Di Tanjung Anyar terdapat juga kampung nelayan yang dihuni
sekitar 300 penduduk. Di sepanjang pantainya terdapat pohon-pohon kelapa dan beberapa
pohon besar berbagai jenis. Keindahan Pantai Tanjung Anyar akan lebih terasa pada
senja menjelang matahari terbenam. Suguhan kesenian tradisional oleh penduduk dan
sajian berbagai jenis ikan laut bakar melengkapi keindahan itu.
Tanggapan
terhadap laporan:
Menurut
pendapat saya, laporan tersebut sangat menarik karena isinya menceritakan tentang
keadaan Pulau Bawean. Laporan tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan
saya tentang Pulau Bawean. Apalagi laporan tersebut diceritakan dengan sangat menarik
dan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Daftar
Pustaka:
1. Semi,
Atar. 1998. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.
2.
BSNP(Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Standar Isi 2006. Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta.
B. Latihan:
Diperdengarkan,
ditayangkan atau dibacakan laporan, siswa mendengarkan atau menyimak sambil
mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam laporan. Selanjutnya siswa mampu
menanggapi laporan yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan atau pendapat.
Perjalanan
Wisata ke Tangkuban Perahu
Beberapa
hari yang lalu saya sempat berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu. Sebelumnya,
saya cari cari informasi tentang tempat wisata ini. Walaupun sewaktu di kelas
VII dulu, saya bersama sama teman sekolah pernah mengunjungi tempat wisata ini,
tetapi saya masih belum memahami lokasinya. Kemudian, saya mencari informasi
melalui internet di Google, dan menemukan beberapa website yang
cukup membantu saya.
Untuk
menuju Gunung Tangkuban Perahu, saya melewati Bandung, saya piker menuju ke
Bandung dari Bekasi sudah sangat mudah dengan adanya Tol Cipularang. Dari
Bekasi ke Bandung hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Begitu kami keluar
tol langsung disambut dengan kemacetan. Di sini juga banyak penjual Peta
Bandung dengan ukuran yang cukup besar dan harga lima belas ribuan (setelah
ditawar). Akan tapi, sayang peta ini tidak sampai ke objek wisata Tangkuban
Perahu karena tempat tersebut berada di utara Bandung. Dari Bandung waktu sudah
siang (kira kira pukul 12.00), maka kami tidak sempat jalan jalan di Kota
Bandung dan langsung menuju objek wisata Tangkuban Perahu. Kami ke arah Bandung
Utara, Lembang dan naik terus menuju Gunung Tangkuban Perahu. Perjalanan cukup
lancar karena jalannya cukup bagus. Kira kira 30 menit kami sudah sampai di
Lembang. Di sini kami berhenti di Masjid Lembang untuk melaksanakan salat
Dhuhur. Dari lembang ini perjalanan masih kira kira empat puluh menit untuk
bisa sampai Gunung Tangkuban Perahu.
Di
sepanjang perjalanan banyak warung jagung bakar dan sate kelinci. Sayang kami
tidak sempat mampir karena hampir sampai. Ada dua pintu masuk. Kami naik dari
pintu atas dengan membayar Rp34.000 untuk satu mobil dan dua penumpang. Setelah
pintu gerbang ini, ternyata masih sekitar 4 Km untuk sampai puncak Tangkuban
Perahu. Jalanya tidak terlalu bagus sehingga harus hati hati. Ada beberapa
lubang kecil sepanjang jalan ini yang harus dihindari.
Ada
tempat perhentian bus parkir karena tidak diperkenankan sampai puncak. Setelah
itu kami bertemu dengan perhentian mobil-mobil. Arah tersebut ternyata tempat
masuk ke Kawah Domas. Kami tidak mampir karena ingin segera sampai puncak
gunung Tangkuban Perahu.
Sesampainya
di puncak Tangkuban Perahu, ternyata sudah cukup ramai dengan pengunjung.
Parkiran mobil sudah hampir penuh. Ada beberapa tukang foto, dan penjual
souvenir-souvenir khas Tangkuban Perahu. Ada juga kuda yang bisa di sewa jika
kita tidak ingin lelah jalan jalan.
Beruntung
sesampainya di puncak cuaca cerah dan tidak berkabut, sehingga kami bisa
menyaksikan kawah Tangkuban Perahu dengan jelas (walaupun dalam jarakyang jauh,
tidak boleh mendekat karena kawah masih aktif sehingga bisa mengeluarkangas
berbahaya.
Setelah
puas berkeliling dan melihat pemandangan yang indah tersebut, kami melihat ada
jalan setapak yang dilalui oleh para pengunjung yang ternyata jalan menurun
tersebut mengarah ke arah Kawah Domas dengan jalan kaki. Kami penasaran dan
akhirnya kami ikut turun menyusuri jalan tersebut untuk melihat dari dekat
Kawah Domas. Di sepanjang perjalanan kami ditawari telur mentah yang bisa
direbus di Kawah Domas. Selain itu ada juga jasa pemandu perjalanan yang bias
mengantar kita ke Kawah Domas dengan biaya 25 ribu (setelah ditawar dari 50
ribu). Perjalanan ke Kawah Domas memang sangat melelahkan, jalan menurun dan
agak licin. Jarak yang kira kira 1,2 Km terasa sangat jauh dan melelahkan,
untunglah ada pemandu yang tidak henti hentinya bercerita tentang kawah Domas
atau cerita tentang kondisi hutan di situ.
Sesampainya
di Kawah Domas, kami melihat pemandangan yang menakjubkan. Meskipun terasa
melelahkan, sungguh tidak siasia perjalanan kami. Karena di situ kami bisa
melihat dari dekat aktifitas kawah, bahkan bisa merasakan panasnya kawah.
Terdapat banyak kawah di antara bebatuan. Bau belerang cukup menyengat, tetapi
setelah terbiasa tidak menjadi masalah. Ada banyak kawah di situ dengan air
yang seperti air mendidih. Kami memilih kawah yang paling besar (diameter
kurang lebih 2 meter) dan mengeluarkan telur mentah yang tadi kami beli. Telur
dimasukkan dalam plastik dan diikat agar tidak jatuh ke dasar kawah. Setelah
itu telur tersebut dimasukkan kawah dan diikatkan di bebatuan. Sambil menunggu
telur masak, kami melihat pemandangan disitu dan sesekali merendam kaki di air
kawah (tentu yang tidak terlalu panas).
Setelah
puas menikmati indahnya Kawah Domas, kami segera kembali ke parkir mobil yang
ada di puncak Tangkuban Perahu. Cuaca hujan rintik rintik, sehingga sepanjang
perjalanan kembali ke parkiran mobil, kami kehujanan. Kami cukup panik karena
berjalan di tengah hutan yang tidak ada tempat untuk berteduh dan turun hujan
sehingga jalan yang menanjak itu menjadi licin. Untung hujan tidak terlalu
deras sehingga kami bisa sampai parkiran mobil. Setelah salat, kami kembali ke
Jakarta. Akhirnya kami sampai di rumah pukul 22.00 dengan selamat.
Sumber. www.laporan
perjalanan wisata.com
PELATIHAN 1
Berikan
tanggapanmu tentang laporan tersebut.
Gunakanlah
bahasa yang baik dalam menanggapi laporan tersebut!
a. Menurut
pendapat saya : ……………………………………………………………….......
...............................................................................................................................
b. Menurut
pendapat saya : ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………........................................