A.
Materi
KD:
4.1
Menulis Laporan
Penulisan
sebuah laporan dapat menggunakan model atau bentuk penulisan naratif (cerita), deskriptif
(penggambaran), dan ekspositif (penguraian). Laporan dapat disampaikan dalam bentuk
tertulis maupun secara lisan (dibacakan).Apakah kalian pernah menulis laporan suatu
peristiwa?
Apakah
pembaca memahami apa yang kalian tulis? Menulis laporan berarti menyampaikan suatu
keterangan mengenai peristiwa atau hal kepada pihak lain. Dalam memberikan keterangan
kepada pembaca, maka dalam penulisan laporan perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1.
Mengungkapkan keterangan secara lengkap.
2.
Objektif, apa adanya.
3.
Tidak memasukkan unsur pendapat pribadi.
4.
Menggunakan bahasa komunikatif, lugas, dan santun.
5.
Disajikan secara sistematis berdasarkan urutan peristiwa
Perhatikan
salah satu contoh laporan berikut!
Laporan
Penelitian Siswi SMA Negeri 1 Amlapura Bali
Musik
Genggong Makin Jauh
Musik
genggong di Daerah Karangasem, khususnya di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem,
Bali, telah berkembang ratusan tahun lalu. Musik ini mempunyai kualitas seni yang
tinggi, bersifat sakral, dan dapat memberi kesejukan bagi pendengarnya.
Sayangnya, dalam pengamatan Ida Nyoman Basmantra, jenis musik ini hampir
mengalami kepunahan. Kondisi itu mendorong siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Amlapura, Bali tersebut, untuk melakukan penelitian.Melalui penelitian
itu, dia ingin mengetahui asal usul timbulnya musik genggong dan mengapa tampak
mulai punah? Nyoman juga ingin mengetahui adakah usaha masyarakat Budakeling
maupun pemerintah untuk melestarikannya?
Hasil
penelitian Nyoman ini termasuk salah satu finalis Lomba Penelitian Ilmiah Remaja
(LPIR) 2004 yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Dalam melakukan
penelitian, Nyoman terjun langsung mengamati objek yang diteliti di Desa Budakeling
dan Desa Jungsri. Nyoman juga mewawancarai sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Selain itu, ia pun mengumpulkan sejumlah bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan
objek yang diteliti. Berdasarkan penelusuran tersebut, Nyoman mengetahui bahwa genggong
adalah seni musik perpaduan antara getaran dawai yang berasal dari pelepah pohon
enau dan reng dari mulut pemainnya. Perpaduan tersebut menghasilkan bunyi atau nada
yang dikehendaki. Alat musik ini diilhami oleh bunyi kodok sawah yang disebut enggung.
Musik
genggong merupakan salah satu alat musik yang sangat populer zaman dulu. Musik
ini sangat diminati dan disenangi banyak orang. Alat musik ini sudah ada dari
dulu dan tidak jelas asal usul maupun sejarahnya. Munculnya musik ini
diperkirakan bersamaan dengan seni tari gambuh yang juga tidak diketahui asal
usulnya. Genggong terkenal di kalangan masyarakat Bali, khususnya di
Karangasem. Genggong berkembang ke Budakeling karena zaman dulu seniman
genggong terkenal dari daerah ini. Keberanian mementaskan musik ini ke berbagai
desa ditambah kepiawaian memainkannya menjadikan Budakeling terkenal dengan
genggongnya. Ketenaran seniman genggong Budakeling menyebabkan banyak kalangan
masyarakat sekitar ingin mempelajari. Namun, pada tahun 1963, terjadi bencana
alam besar di Karangasem, yaitu meletusnya Gunung Agung. Peristiwa itu membuat
seniman musik genggong tidak lagi memikirkan musik ini. Bagi mereka, yang
penting menyelamatkan diri dari muntahan lahar Gunung Agung. “Inilah yang menyebabkan
banyak seniman genggong tidak serius lagi menggeluti kesenian ini,” tutur Ida Nyoman
Basmantra. Kini, seniman musik genggong Budakeling tinggal seorang, namanya Ida
Wayan Padang, 86 tahun.
Menurut
cerita, sejak zaman dulu musik ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan sosial
kemasyarakatan. Selain untuk bersenang-senang atau mengisi waktu luang,
kesenian ini juga sering dipentaskan dan mendapat undangan dari masyarakat yang
mengadakan upacara. Dahulu, grup musik genggong Budakeling sering mengiringi
kesenian tari tradisional gambuh sebagai pelengkap. Musik genggong berbeda
dengan musik lain. Musik lain biasanya ruang resonansinya dipadukan dengan
benda lain agar dapat menimbulkan bunyi. Pada musik genggong tidak, karena
pelawah atau ruang resonansinya haruslah menggunakan mulut pemain. Untuk
memperoleh bunyi, hanya memerlukan pengatur suara dari napas. Suara atau bunyi
yang dihasilkan pun sangat menarik karena menyerupai suara sejenis katak sawah
atau enggung.
Satu-satunya
grup musik genggong yang masih lestari di Kecamatan Karangasem ada di Dusun
Jungsri, Kecamatan Bebandem. Grup musik genggong ini dapat bertahan karena
adanya kesenian Drama Tari Gambuh dan Aci di Pura Saren Kangin. Kedua kesenian
tersebut harus memerlukan musik gambuh sebagai pengiring tari maupun pelengkap
upacara. Hanya anggota grup musik ini sebagian besar sudah lanjut usia. Berdasarkan
serangkaian penelitian itu, Nyoman menyimpulkan bahwa sampai saat ini belum
jelas asal usul musik genggong. Musik genggong tergolong musik yang sulit dimainkan.
Minat dan bakat yang tinggi merupakan faktor utama untuk dapat mempelajari dan
memainkan alat musik ini. Kurangnya minat mempelajari musik genggong menjadi penyebab
kepunahannya. Padahal, musik genggong merupakan salah satu akar budaya bangsa
Indonesia. Karena itu, dia menyarankan semua pihak yang terkait dengan pelestarian
musik genggong untuk secepatnya mengambil inisiatif atau tindakan supaya musik
ini tidak mengalami kepunahan. Untuk itu, katanya, perlu diadakan pelatihan
atau penyuluhan tentang pentingnya warisan leluhur atau budaya tradisional Bali
seperti genggong. (Sumber: www.republika.co.id, Jumat, 12 November 2004,
dengan pengubahan).
Jika
sebuah laporan disajikan dalam bentuk karya ilmiah, maka laporan tersebut harus
memenuhi persyaratan karya ilmiah, misalnya harus menggunakan bahasa yang baku
dan bentuk standar penulisan ilmiah. Struktur penulisan karya ilmiah biasanya
meliputi hal berikut.
1.
Judul
2.
Nama kegiatan
3.
Latar belakang
4.
Tujuan pengamatan
5.
Waktu pelaksanaan
6.
Tempat/lokasi pengamatan
7.
Metode yang digunakan
8.
Hasil
9.
Penutup (kesimpulan dan saran)
Dari
unsur-unsur tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya unsur lain, seperti kendalakendala
kegiatan, pendanaan, dan lain-lain. Dalam penulisan laporan, unsur-unsur di
atas dapat dijadikan sebagai kerangka laporan sebelum dikembangkan menjadi
sebuah laporan yang utuh, yang dapat kalian tulis seperti berikut.
1.
Judul
2.
Nama Kegiatan
–
Penelitian
3.
Latar Belakang
–
Musik genggong yang berkembang di daerah Karangasem, khususnya di Desa Budakeling,
Kecamatan Bebandem, Bali, hampir mengalami kepunahan.
4.
Tujuan Penelitian
–
Mengetahui asal usul timbulnya musik genggong, alasantampak mulai punah, dan usaha
masyarakat Budakeling maupun pemerintah untuk melestarikannya.
5.
Tempat/Lokasi Penelitian
–
Di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Bali.
6.
Metode yang Digunakan
–
Wawancara
7.
Hasil
–
Perincian
8.
Penutup
Daftar
Pustaka:
1.
BSNP(Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Standar Isi 2006. Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.
2.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002b. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi:
Menulis. Jakarta: Depdiknas.
3.
Tarigan. H.G. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.
4.
Tarigan. H.G.& Tarigan. D. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
B. Latihan
1.
Berdasarkan contoh laporan, buatlah kerangka laporan dengan menggunakan pola urutan
yang benar!
Jawaban
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2.
Kembangkanlah kerangka laporan yang sudah kalian buat menjadi laporan utuh dengan
menggunakan bahasa Inddonesia yang baik dan benar!
Jawaban:
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
................................................................................................................................