MATERI
KD
5.1 MENANGGAPI UNSUR PEMENTASAN DRAMA
Drama
adalah cermin dari kehidupan nyata. Ada aneka permasalahan. Ada bermacam-macam watak
manusia. Ada yang jahat dan ada yang baik. Ada kebersamaan, perselisihan,
konflik, dan sebagainya. Semuanya tercermin dalam kisah drama.
1.
Pengertian Drama
Secara
etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu draomae, artinya
perbuatan atau gerakan. Drama adalah salah satu seni sastra yang diwujudkan
dalam bentuk dialog tokohtokohnya untuk menggambarkan kehidupan yang nyata.
Drama
dapat diujudkan dengan berbagai media: diatas panggung, film, dan atau
televise. Kadang drama dikombinasikan dengan dengan musik dan tarian,
sebagamana sebuah opera (melodrama).
Di
Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang bermacam-macam
seperti, wayang orang, ketoprak, ludruk ( Tengah dan Jawa Timur), lenong
(Betawi), randal (Minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali), dan sebagainya.
Drama
adalah suatu karya yang mengungkapkan sisi kehidupan manusia dalam bentukdialog dan dipentaskan.
2. Unsur‐Unsur
Pementasan Drama
Sebuah
drama memiliki beberapa unsur, yaitu sebagai berikut.
a.
Dialog
Dialog
adalah percakapan beberapa orang dengan mewakili karakter tokoh yang diperankan.
Setiap dialog dalam drama sudah disusun atau ditetapkan dalam naskah drama.
b.
Tokoh
Tokoh
sering disebut pemeran, yaitu orang yang ditugaskan sutradara untuk memerankan
karakter sesuai dengan naskah drama. Tokoh dalam drama ada tiga jenis yaitu
tokoh utama atau tokoh sentral, tokoh yang memicu permasalahan, dan tokoh pendamping
atau figuran.
c.
Setting
Panggung
atau setting merupakan tempat pementasan drama. Setting dalam pementasan drama
menampilkan suasana, keadaan, tempat, ruang, dan waktu dalam cerita drama.
3.
Membahas Pementasan Drama
Membahas
pementasan drama artinya memberi pendapat, tanggapan, kritikan, atau masukan
terhadap pementasan drama. Bagaimana cara membahas pementasan drama yang baik?
Pembahasan atau pementasan drama menyangkut persoalan persoalan berikut.
a.
Pendahuluan
1)
Bagaimana isi secara ringkas drama yang dimainkan?
2)
Himpunan atau lembaga mana yang pernah mementaskan drama tersebut?
3)
Kapan dan di mana dipentaskan?
4)
Siapa saja tokoh-tokoh yang memainkan drama tersebut?
5)
Siapakah penulis naskah dan sutradara drama tersebut?
b.
Pembahasan
1)
Apakah isi drama itu mudah diikuti, runtut, dan masuk akal?
2)
Apakah dialog-dialog yang ditampilkan pelakunya menarik, lancar, dan mengandung
makna bagi para penonton?
3)
Apa jenis drama yang dipentaskan dan bagaimana karakteristik para pelakunya?
4)
Apakah hubungan antara satu bagian dan bagian lain tampak serasi?
5)
Apakah ada sesuatu yang tersirat atau ada suatu pesan di balik drama itu?
6)
Apakah pesan itu terang-terangan sehingga menuju ke suatu propaganda atau kampanye?
7)
Bagaimana bahasa yang digunakan dalam dialog-dialog dalam drama itu?
8)
Apakah bahasa dalam dialog itu sekaligus juga mencerminkan tokohnya?
Pada
pelajaran yang lalu, kelompokmu pernah menulis naskah drama berdasarkan peristiwa
nyata bukan? Coba, buka dan pahami kembali, kemudian lakukan kegiatan berikut!
1.
Bentuklah kelompok yang terdiri tiga sampai lima kawan.
2.
Pilih salah satu naskah drama dari anggota kelompok yang menarik.
3.
Pentaskanlah di depan kelas dengan petunjuk dari guru.
4.
Sambil menunggu giliran, kelompok lain memberi penilaian dan tanggapan
mengenai:
a. akting para tokoh,
b. cerita yang
diangkat,
c. alur cerita,
d. dialog percakapan
para tokoh,
e. latar/setting,
f. kostum yang
digunakan.
5.
Bantulah guru memberi penilaian.
Latihan
Disajikan
naskah drama satu babak di bacakan oleh guru/ disajikan tayangan drama satu babak,
siswa mendengarkan/menyimak dengan cermat. Selanjutnya mencatat pokok-pokok isi
drama, unsur-unsur instrinsik yang terdapat dalam drama.
Contoh
Naskah Drama Satu babak
“Bila Malam Bertambah Malam”
Karya Putu Wijaya
BABAK I
MALAM DI
TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT
TINGGAL. GUSTI BIANG MEMANGGIL‐MANGGIL WAYAN.
Adegan I
KELIHATAN
NYOMAN SEDANG MENYIAPKAN MAKAN MALAM UNTUK GUSTI BIANG. SEMENTARA WAYAN
MENGAMPELAS PATUNG. ORIGINAL SOUNTRACK: WAYAN .. Wayaaaaaan .... NYOMAN MEMBERI
ISYARAT KEPADA WAYAN.
NYOMAN : Benar Ida akan pulang hari ini?
WAYAN : Ya ....
Adegan II
DI RUANG
DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI BIANG NGOMEL TERUS.
GUSTI BIANG
: Si tua itu tak pernah kelihatan
kalau sedang dibutuhkan. Pasti ia sudah berbaring dikandangnya menembang seperti
orang kasmaran pura‐pura tidak mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai
leherku patah. Wayaaaaan ..... Wayaaaaan tuaaaa.....
WAYAN : Nuna sugere
GUSTI BIANG, kedengarannya seperti ada yang berteriak ................
GUSTI BIANG
: Leherku sampai putus memanggilmu,
telingamu masih kamu pakai tidak?
WAYAN : Tentu saja
Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang .........
GUSTI BIANG : Jangan berbantah denganku. Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati
kutu busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan
si belang. Kau dengar itu kuping tuliWAYAN : Betul Gusti Biang.
Martanti
dan Supratiwi P, 2009, Kreatif Berbahasa Indonesia 3: untuk SMP dan MTs
Kelas IX, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 183 –
184.