MATERI AJAR
Aspek: Membaca
Standar Kompetensi:
15. Memahami wacana sastra memalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak.
Kompetensi Dasar:
15.1.Membaca indah puisi dengan menggunakan irama,
volume suara,
mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Selain puisi, bentuk karya sastra yang
lain yaitu prosa dan drama. Puisi mempunyai bahasa yang khas. Bahasa yang digunakan sangat indah. Perhatikan
puisi berikut ini:
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis, merdu antara gundukan pohon pina, tembang menggema di dua kaki, Burangrang Tangkuban perahu
Jamrut di pucuk-pucuk, Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah di kenal
gadis-gadis dari bukit.
Nyanyikan kentang sudah digali, kenakan kebaya merah ke pewayangan. Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun. (Ramadhan K.H)
Puisi tersebut akan
terasa indah apanila pembacaannya
menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik, yang sesuai dengan isi puisi. Berikut ini penjelasannya:
1. Irama
Penggunaan irama dalam puisi sangat memengaruhi keindahan puisi tersebut ketika dibacakan. Coba perhatikan penggunaan irama berikut ini!
Seruling di pasir ipis merdu
u u - - u - u u - u ///
antara gundukan pohonan pina
u - u - u / u - u - //
tembang menggema di dua kaki
u - u - u - u - ///
Burangrang
Tangkuban Perahu
Pada tanda (u) tekanan
melembut, pada tanda ( - ) tekanan mengeras. Demikianlah, tekanan melembut dan mengeras
berselingan mengikuti pola irama bait puisi itu.Irama tersebut terdengar menguat karena
ada perulangan bunyi vokal u pada larik pertama, kemudian perulangan bunyi vokal a - u - i pada larik kedua. Perulangan bunyi konsonan dan vokal pada puisi tersebut menimbulkan kemerduan.
2. Volume suara
Ketika membaca
puisi, volume suara perlu disesuaikan dengan situasi dan keadaaan. Misalnya, berapa jumlah pengunjung yang hadir? Adakah pengeras
suaranya? Volume suara sebaiknya tidak
terlalu lemah sehingga
tidak terdengar jelas dan juga jangan terlalu
keras karena akan memekakkan telinga.
3. Mimik
Mimik atau ekspresi wajah merupakan
perubahan raut muka yang terlihat ketika membacakan bagian-bagian puisi tersebut. Ketika membaca bagian
puisi Chairil Anwar “Aku
Binatang Jalang” dan “Aku Mau Hidup
Seribu Tahun Lagi” tentu akan berbeda
ketika membaca bagian puisi Hartoyo Andang Jaya ”Apakah yang Kupunya Anak-Anakku selain buku-buku dan sedikit ilmu”
mimik atau ekspresi muka ketika membacakan puisi Chairil Anwar akan
terlihat penuh semangat sedang pada puisi Hartoyo Andang
Jaya akan terlihat ekspresi/mimik yang penuh kepasrahan.
4. Kinesik
Kinesik merupakan ekspresi
tubuh berupa gerakan yang mendukung isi puisi. Ekspresi tubuh ini akan terlihat
dengan tangan mengepal, dada
memrbusung, dan
sikap menantang ketika membaca puisi berjudul, “Tantangan” misalnya.